Google Kucurkan Dana Segar untuk Tokopedia
Kantor Tokopedia (dok. Tokopedia)

Bagikan:

JAKARTA - Ditengah melambatnya pertumbuhan ekonomi global, Google justru berinvestasi di pasar Asia. Raksasa teknologi itu dikabarkan telah menyuntikkan dana segar ke platform e-commerce milik Indonesia, yakni Tokopedia.

Melansir laporan Nikkei Asia, Senin 13 November, perusahaan yang didirikan William Tanuwijaya itu mendapat dana segar dari Google dan perusahaan investasi asal Singapura, Temasek. Sayangnya belum diketahui secara pasti jumlah dana yang dikucurkan Google ke Tokopedia. 

Hanya saja, berdasarkan dokumen yang diajukan Kementerian Hukum dan HAM, Google telah memiliki 1,6 persen saham Tokopedia. Sementara Anderson Investments yang berafiliasi dengan Temasek memegang 3,3 persen saham, sejak 4 November 2020 kemarin.

Adapun, nilai saham Tokopedia yang dipegang Google bernilai 1,1 juta dolar AS atau setara dengan Rp15,5 miliar. Sedangkan saham yang dimiliki Anderson Investment dan Temasek bernilai Rp33,4 miliar.

Dalam catatan Nikkei, angka tersebut belum tentu mencerminkan modal yang sebenarnya dibayarkan oleh kedua belah pihak, sebab investasi bisa masih terus bergulir dalam beberapa tahap. Artinya Google dan Temasek dapat meningkatkan kepemilikan saham mereka di Tokopedia di masa mendatang.

Sejauh ini, Tokopedia telah mengumpulkan putaran dana senilai 350 juta dolar AS. Di mana kepemilikan saham mayoritas dipegang oleh Softbank Group sebesar 33,9 persen.

Kepemilikan saham Softbank itu melalui berbagai entitas, termasuk Vision Fund. Setelah itu, Alibaba Group jadi pemegang saham kedua dengan kepemilikan 28,3 persen, sebagaimana laporan Bloomberg.

Sejatinya, Google telah beberapa kali menanamkan investasinya untuk ke startup unicorn di Indonesia, salah satunya Gojek. Di mana Google memiliki 6,9 persen saham terbesar di Gojek, setelah investor asal Singapura Gamvest. 

Investasi Google dan Temasek ke Tokopedia ini datang setelah Microsoft berinvestasi ke Bukalapak yang merupakan pesaing dari Tokopedia. Aksi korporasi dari perusahaan AS ini memperlihatkan minat besar untuk menyuntikkan modal pada unicorn Indonesia.

Sebab, sebelumnya mereka telah menggelontorkan miliaran dolar ke India dan sekarang melakukan hal yang sama ke Indonesia, pasar terbesar ketiga di Asia dalam hal populasi.