Bagikan:

JAKARTA – Arab Saudi berencana membangun kota masa depan bernama The Line. Nantinya The Line akan dibangun secara vertikal, kota tersebut sepenuhnya akan menggunakan energi terbarukan.

Pada tahun 2021, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengungkapkan rencana negara itu untuk membangun The Line, sebuah kota linier cerdas yang akan dibangun secara vertikal, tidak memiliki jalan atau mobil dan murni menggunakan energi terbarukan.

Baru-baru ini, pemerintah Arab Saudi telah merilis gambar render The Line. Kota ini dirancang dengan lebar hanya 200 meter, tinggi 500 meter dan panjangnya 170 kilometer. Kota masa depan ini akan menampung berbagai  komunitas. Seluruh kota akan terbungkus dalam fasad kaca yang membentang di sepanjang pantai. The Line digadang-gadang bakal menampung hingga 9 juta penduduk.

Seniman perancang The Line membayangkan sebuah kota di mana fasilitas umum hanya berjarak lima menit jalan kaki dari pemukiman. Fasilitas tersebut bakal menjadi tempat bertemunya para penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan.

Kendati The Line tidak dilengkapi dengan jalan raya dan mobil, kota tersebut hanya akan memiliki kereta berkecepatan tinggi untuk transit dari ujung ke ujung yang akan ditempuh dalam waktu 20  menit saja. Kota tersebut juga akan menggunakan sistem ventilasi alami untuk memastikan penghuninya menikmati iklim yang ideal.

“Desain yang terungkap hari ini untuk masyarakat perkotaan yang berbentuk vertikal akan menantang kota datar tradisional, kota horizontal dan menciptakan model untuk pelestarian alam dan meningkatkan kehidupan manusia. THE LINE akan mengatasi tantangan yang dihadapi umat manusia di perkotaan dewasa ini dan akan menyinari alternatif untuk hidup,” kata Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, dikutip dari Endgadget.

The Line merupakan bagian dari proyek Mega-City Neom yang bernilai 500 miliar dolar AS (setara Rp7,5 kuadriliun). Kota futuristik itu saat ini tengah dibangun di provinsi Tabuk, Arab Saudi.

Meskipun demikian, pengembangan proyek ini tidak lepas dari kontroversi. Pasalnya, sekitar 20.000 orang akan dipaksa pindah dari provinsi Tabuk untuk pembangunan The Line. Sementara penduduk yang tergusur terdiri dari suku asli Huwaitat.

“Pada peluncuran The Line tahun lalu, kami berkomitmen pada revolusi peradaban yang mengutamakan manusia berdasarkan perubahan radikal dalam perencanaan kota,” kata Pangeran Mohammed bin Salman.

Proyek ambisius kota masa depan itu dirancang oleh NEOM, yang merupakan proyek pengembangan visi Saudi 2030. Sebagai informasi, The Line adalah proyek pertama NEOM. NEOM dimiliki oleh Dana Investasi Publik Saudi, di mana Pangeran Mohammed bin Salman menjadi ketuanya.