Bagikan:

JAKARTA - Penggunaan internet di Indonesia diketahui meningkat drastis selama masa pandemi COVID-19. Di mana penyebaran virus tersebut membuat sekolah maupun bekerja (work from home) banyak menggunakan sistem daring.

Menurut penuturan Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jamalul Izza jumlah pengguna internet di Indonesia hingga Q2 tahun ini naik menjadi 73,7 persen dari populasi atau setara 196,7 juta pengguna. Jumlah ini setara 196,7 juta pengguna internet dengan populasi di Tanah Air 266,9 juta berdasarkan data BPS. 

"Hal ini karena infrastruktur internet cepat atau broadband di Indonesia semakin merata dengan adanya Palapa Ring, transformasi digital semakin masif akibat pembelajaran online dan kebijakan bekerja dari rumah akibat pandemi COVID-19 sejak Maret lalu," ungkap Jamal dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Selasa, 10 November.

Jamal menambahkan, kenaikan itu juga didorong program-program APJII seperti Desa Internet Mandiri yang didukung oleh sekitar 500 anggota Asosiasi, "Survei ini menggambarkan ada kenaikan jumlah pengguna internet Indonesia sebesar 8,9 persen atau setara 25,5 juta pengguna di medio tahun ini," ujar Jamal.

Sementara itu, pengguna di Pulau Jawa masih berkontribusi terbesar pada kenaikan tersebut, yakni 56,4 persen. Pengguna internet terbesar kedua berasal dari Pulau Sumatera dengan 22,1 persen. Disusul Pulau Sulawesi 7 persen, Kalimantan 6,3 persen, Bali-Nusa Tenggara 5,2 persen dan Maluku-Papua 3 persen.

"Kontribusi pengguna yang tinggal di Pulau Jawa naik menjadi 56,4 persen dari 55,7 persen di tahun sebelumnya. Karena pembangunan infrastruktur internet di Jawa terus berkembang sehingga penggunanya juga bertumbuh," imbuh Jamal.

Dia juga mengatakan, yang menarik di survei tahun ini adalah data penetrasi internet di Ibukota provinsi. Beberapa memiliki penetrasi internet lebih tinggi dibandingkan penetrasi provinsi bahkan nasional yang rerata 73,7 persen. Misalnya, DKI Jakarta 85 persen, Bandung 82,5 persen dan Surabaya 83 persen, bahkan di Serang, Banten jumlah penetrasi tembus 100 persen. 

"Ini data baru, penetrasi internet di Ibukota provinsi kami buat pada tahun ini untuk mendukung 14 pengurus wilayah APJII di Indonesia. Pada tahun depan, kami akan menghitung data penetrasi di Ibukota kabupaten," ucap Jamal.

Lainnya, Jamal juga menyoroti perilaku pengguna internet terutama pada efek pandemi COVID-19 ini. Mayoritas pengguna telah mengakses internet lebih dari 8 jam dalam satu hari. Kemudian ada pergeseran perilaku pengguna selama pandemi, antara lain dari konten media online yang diakses pengguna. 

"Tahun ini mayoritas konten media online yang diakses pengguna adalah konten pendidikan dan laman sekolah, karena kegiatan pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Sementara konten hiburan yang banyak diakses adalah video online 49,3 persen, gim online 16,5 persen dan streaming musik 15,3 persen.

Platform media sosial favorit pengguna adalah Facebook, Instagram dan Twitter. Sebanyak 61 persen responsen sering mengakses YouTube untuk menonton konten film, musik, dan olahraga.

Selain itu, aplikasi percakapan WhatsApp juga banyak digunakan melebihi Line dan FB Messeger, termasuk untuk video call. Aplikasi fintech, mobile banking, dan internet banking adalah tiga layanan keuangan utama yang paling sering diakses pengguna internet Indonesia saat ini.

"Ada lima alasan utama mereka mengakses internet, yakni karena kebutuhan di media sosial, komunikasi pesan, gim online dan belanja online," tutur Jamal.