Bukan Karena Elon Musk Twitter Padam dan 50 Ribu Pengguna Terdampak, Saham Ikut Melorot
Twitter sempat padam pada Kamis 14 Juli (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Twitter mengumumkan layanannya kembali online menyusul pemadaman besar-besaran yang terjadi pada Kamis, 14 Juli  yang membuat ribuan pengguna di seluruh dunia tidak dapat mengakses platform media sosial tersebut.

Menurut situs web pelacakan pemadaman Downdetector.com, Pemadaman hampir tiga jam memengaruhi sebanyak 50.000 pengguna pada puncaknya sekitar pukul 08:15 ET (19.15 WIB),

Insiden itu terjadi beberapa hari setelah Twitter menggugat Chief Executive Officer Tesla, Elon Musk, karena melanggar kesepakatannya untuk membeli perusahaan dan meminta pengadilan Delaware untuk memerintahkan orang terkaya di dunia untuk menyelesaikan akuisisi Twitter.

"Kami memiliki beberapa masalah dengan sistem internal kami yang berdampak pada banyak dari Anda secara global. Twitter harus aktif dan berjalan seperti yang diharapkan," kata perusahaan media sosial itu dalam sebuah tweet, yang dikutip Reuters.

Twitter di-host di Amazon Web Services dan juga menggunakan Google Cloud sebagai vendor sekundernya, menurut analis Wells Fargo Securities Brian Fitzgerald. Analis mengesampingkan masalah di vendor cloud sebagai alasan gangguan.

Twitter telah mengalami pemadaman luas lainnya pada bulan Februari lalu yang disebabkan pada kesalahan perangkat lunak.

Perusahaan teknologi besar lainnya juga telah mengalami pemadaman pada tahun lalu, dengan gangguan hampir enam jam di Meta Platform  yang membuat WhatsApp, Instagram, dan Messenger tidak dapat dijangkau oleh miliaran pengguna pada bulan Oktober.

Terkenal karena pemadaman di tahun-tahun awalnya, Twitter dikenal karena menggunakan ilustrasi populer "Paus Gagal", yang menunjukkan paus beluga diangkat oleh burung, selama insiden semacam itu. Saham Twitter turun sekitar 1% pada 36,42 dolar AS pada Kamis lalu.