JAKARTA - Proses penghitungan suara pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) belum sepenuhnya selesai. Tapi Twitter masih terus memberikan label dan klarifikasi terhadap klaim kecurangan yang diunggah capres petahanan Donald Trump dan pihak lainnya.
Melansir The Washington Post, Jumat 6 November, beberapa kicauan Trump bahkan telah mendapat engagement yang cukup besar. Sebut saja kicauan Trump yang meminta penghitungan suara Pilpres di seluruh AS untuk dihentikan.
Twitter is out of control, made possible through the government gift of Section 230!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 6, 2020
Twitter pun terpaksa menandai beberapa cuitan Trump dengan peringatan yang mengatakan sumber resmi belum mengumumkan hasil pilpres. Termasuk beberapa postingan Trump memang mengklaim adanya kecurangan masif di sejumlah negara bagian, sehingga ditandai sebagai konten yang menyesatkan.
Selain postingan dari Trump, Twitter juga menandai cuitan dari putranya Eric Trump dan juru bicara Gedung Putih Kayleigh McEnany yang mengklaim kemenangan Trump di Pennsylvania. Keduanya diberikan label oleh Twitter yang mengatakan hasil resmi belum diumumkan saat cuitan ini diunggah.
Twitter juga cukup kewalahan untuk menandai banyaknya Tweet War dari kedua simpatisan capres. Platform microblogging itu juga terpaksa menangguhkan beberapa akun palsu yang berpura-pura menjadi media berita yang mengumumkan hasil Pilpres AS.
BACA JUGA:
Melansir CNET, Twitter juga terpaksa menghapus sejumlah akun karena meniru logo kantor media besar di AS untuk mengunggah hasil penghitungan suara palsu, sebelum pengumuman resmi. Tak sedikit dari akun-akun tersebut yang mengumumkan jika Joe Biden menang atau Donald Trump yang kembali jadi Presiden AS.
Juru bicara Twitter mengatakan akun tersebut dihapus secara permanen karena melanggar kebijakan tentang peniruan, yang melarang akun untuk berpura-pura menjadi orang, merek atau organisasi lain dengan cara yang membingungkan atau menipu. Setelahnya, Twitter juga masih harus bekerja keras untuk mencegah penyebaran misinformasi dan hoaks di platformnya pasca pengumuman hasil Pilpres AS.