Bagikan:

JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) baru-baru ini menerbitkan laporan terbarunya dengan menyatakan bahwa mata uang kripto nomor satu Bitcoin (BTC) boros energi.

IMF menyatakan BTC mengonsumsi energi jutaan kali lebih banyak daripada kartu kredit. Perhitungannya didasarkan pada publikasi akademis dan sektor swasta.

Selain itu, laporan yang dicermati oleh Xavier Lavayssièr, Germán Villegas Bauer, dan Itai Agur, juga menunjukkan bahwa mata uang digital bank sentral (CBDC) dan beberapa mata uang kripto swasta sebenarnya lebih efisien daripada sistem pembayaran tradisional.

Hingga saat ini penggunaan kartu kredit dan debit telah mendominasi berbagai transaksi keuangan di seluruh dunia. Sementara kemunculan Bitcoin yang digadang-gadang jadi alat transaksi masa depan yang lebih cepat justru mengonsumsi energi yang lebih besar daripada penggunaan kartu kredit.

Peneliti IMF menyimpulkan bahwa konsumsi listrik menjadi pertimbangan terkait masa depan uang, dilansir dari Bitcoin.com.

Sebagai informasi, Bitcoin menggunakan konsus algoritma proof of work (PoW) yang memungkinkan penambangan. Di sisi lain, model PoW juga mengharuskan penambang untuk menggunakan perangkat komputasi berdaya tinggi. Ini salah satu faktor yang menyebabkan BTC mengonsumsi energi yang lebih besar. 

Pesaing Bitcoin, Ethereum akhir-akhir ini berencana melakukan peralihan dari algoritma PoW ke proof of stake (PoS). Pasalnya PoS diklaim lebih ramah lingkungan dan tidak mengonsumsi energi besar seperti PoW.