Cukup Bersiul atau Bersenandung Google Bisa Carikan Judul Lagunya
Ilustrasi Google (pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Google meluncurkan beberapa pembaruan dan fitur baru yang dapat membuat penelusuran lebih mudah digunakan. Salah satunya fitur Hum to Search. Ini berguna saat pengguna mencoba mencari lagu atau lirik hanya lewat siulan saja.

Mengutip Engadget, Jumat 16 Oktober, dalam hal ini, Google menggunakan teknik machine learning untuk mencoba mengidentifikasikan siulan atau nada. Fitur baru tersebut telah tersedia hari ini di iOS dan Android yang memiliki Asisten Google.

Cara menggunakannya mudah saja, pengguna cukup tanya Google "Lagu apa" atau ketuk tombol cari lagu, lalu siul atau nyanyikan sepotong lirik yang diingat selama 10 hingga 15 detik. Kemudian, Google akan menunjukkan hasil berdasarkan seberapa besar kecocokan dari lagu tersebut, setelah itu pengguna dapat mengetuk hasil untuk mendengarkannya.

Fitur ini diketahui mirip seperti yang dimiliki Shazam atau Soundhound untuk identifikasi lagu Berdasarkan penuturan Google, fitur tersebut bekerja dengan menggunakan model pembelajaran mesinnya untuk mengubah audio menjadi urutan berbasis angka yang mewakili melodi lagu, kemudian nada itu dapat dibandingkan dengan lagu yang ada.

Perusahaan mengatakan bahwa mereka melatih model-model ini dari berbagai sumber, termasuk manusia yang bernyanyi, bersiul atau bersenandung, serta rekaman studio. Google juga menghapus instrumen dan kualitas vokal untuk fokus hanya pada urutan numerik itu.

Karenanya, fitur Hum to Search harus berfungsi baik ketika pengguna mencari lagu yang diinginkan. Fitur tersebut saat ini tersedia dalam bahasa Inggris di iOS, dan sekitar 20 bahasa di Android. Mendatang, raksasa teknologi itu akan menambahkan lebih banyak bahasa pada fitur itu.

fitur Hum to Search (dok. Google)

Lainnya, pembaruan fitur pencarian juga mencakup ejaan dan permintaan pencarian umum. Termasuk algoritme ejaan baru yang menggunakan jaringan neural dalam. Google mengklaim telah meningkatkan kemampuannya secara signifikan untuk menguraikan ejaan yang salah. 

"Faktanya, perubahan tunggal ini membuat peningkatan yang lebih besar pada ejaan daripada semua peningkatan kami selama lima tahun terakhir. Algoritme ejaan baru membantu kami memahami konteks kata yang salah eja, sehingga kami dapat membantu Anda menemukan hasil yang tepat, semuanya dalam waktu kurang dari 3 milidetik," ungkap Google.

Jaringan saraf juga telah diterapkan untuk memahami subtopik seputar atau suatu minat, yang menurut Google akan membantu memberikan keragaman konten yang lebih besar saat pengguna melakukan penelusuran yang luas.

"Sebagai contoh, jika Anda menelusuri perlengkapan olahraga di rumah, kami sekarang dapat memahami subtopik yang relevan, seperti perlengkapan yang sesuai anggaran, pilihan premium, atau ide ruang kecil, dan menampilkan konten yang lebih beragam untuk Anda di laman hasil penelusuran," ujar Google.

Perlu dicatat, fitur tersebut akan mulai diluncurkan pada akhir tahun. Google menambahkan, sistem pemahaman bahasa BERT-nya sekarang digunakan di hampir setiap kueri dalam bahasa Inggris, yang dikatakan telah membantu pengguna menerima hasil berkualitas lebih tinggi untuk pertanyaan.