Agar Tak Mendominasi Google Dipaksa Harus Jual <i>Browser</i> Chrome
Ilustrasi Google ( Image Credit: Nathana Robucas / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Apa jadinya bila raksasa teknologi Google dipaksa untuk menjual mesin peramban Chrome dan sejumlah bisnis iklan lainnya. Keputusan ini diambil berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan Kementerian Hukum dan HAM Amerika Serikat (Departemen of Justice).

Dilansir dari Gizchina, Selasa 13 Oktober, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi kuasa Google dalam mengelola internet. Di mana regulator AS mencurigai Google dan layanannya terlalu mendominasi pasar dan bisnis digital.

Laporan tersebut juga memperingatkan pertumbuhan bisnis cloud Google, termasuk sulitnya perusahaan pihak ketiga untuk bersaing. Di mana Google baru saja mengakuisi Fitbit yang diprediksi akan memperkuat posisi perusahaan ini di pasar AS.

“Perusahaan memiliki posisi dominan yang absolut dalam hal pencarian online adalah Google. Ini menyumbangkan masing-masing 81 persen untuk kueri penelusuran di komputer desktop dan 94 persen untuk hasil kueri penelusuran umum perangkat seluler di AS," ungkap laporan tersebut.

Google juga akan menghadapi perjuangan berat, terutama jika proposal untuk menjual Chrome muncul. Namun, ia bisa memperdebatkan bagaimana hal ini dapat mengganggu bagian operasinya seperti merusak Web, mengingat berapa banyak bisnis, aplikasi, dan layanan yang telah diikat tidak hanya ke browser web Chrome tetapi juga ke Chrome OS serta Chromium open source-nya.

Diketahui, kasus ini tidak hanya terjadi pada Google saja. Perusahaan-perusahaan besar lainnya, seperti Amazon, Apple dan Facebook juga sedang menjalani masa investigasi itu.

Komite Antitrust AS menyebut kalau hal ini dilakukan untuk mengurangi monopoli dari perusahaan-perusahaan raksasa teknologi tersebut. Sementara itu, dalam beberapa bulan terakhir pun Eropa melakukan langkah serupa, meski targetnya cukup berbeda.

Di Eropa, Apple dilaporkan tengah dipaksa untuk membuka akses NFC di perangkat iPhone, agar pengembang pihak ketiga bisa menjadi mitra untuk teknologi tersebut. Hal ini dilakukan lantaran Apple dituduh melakukan monopoli NFC di iPhone dan Apple Watch hanya untuk opsi pembayaran Apple Pay saja.