Market Kripto Mandi Darah, Trader Legendaris Sebut Pemilik BTC Berpotensi Kehilangan Asetnya Jika <i>Exchanger</i> Bangkrut
Volatilitas kripto cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir. (foto: dok. Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA – Salah satu raksasa bursa kripto di Amerika Serikat, Coinbase, dikabarkan mengalami kerugian sebesar 430 juta dolar AS (setara Rp6,4 triliun) pada laporan keuangan kuartal pertama 2022.

Mengetahui Coinbase merugi, seorang trader legendaris Peter Brandt memperingatkan bahwa pengguna platform Coinbase berpotensi kehilangan semua Bitcoin, apabila bursa kripto bangkrut.

Brandt telah menjadi trader sejak tahun 1975. Dia menjadi terkenal karena memprediksi kehancuran pasar kripto di tahun 2018. Trader tersebut juga memperingatkan bahwa Coinbase akan bangkrut pada Maret 2021, dan pengungkapan situasi keuangan bursa baru-baru ini telah membawa proyeksinya ke depan.

Menurut DailyCoin, selain melaporkan kerugian 1,98 dolar AS per saham atas penjualan 1,165 miliar dolar AS, Coinbase mendapat kecaman dari publik karena kebangkrutan yang disertakan dalam laporan tersebut.

“Jika terjadi kebangkrutan, aset kripto yang kami pegang atas nama klien kami dapat dikenakan proses kebangkrutan. Pelanggan seperti itu akan diperlakukan sebagai kreditur tanpa jaminan umum kami,” tulis Coinbase, dikutip dari DailyCoin.

Merespon kecaman dari Peter Brandt, CEO Coinbase Brian Armstorng mengeluarkan pernyataan yang membela perusahaan. Armstrong meyakinkan para pengguna platform Coinbase dan komunitas kripto pada umumnya bahwa dana aman di bursa.

Bos Coinbase juga mengungkapkan bahwa platfromnya tidak berisiko mengalami kebangkrutan. Armstrong menekankan pihaknya akan memperbarui sejumlah persyaratan untuk memberikan perlindungan kepada pengguna platform Coinbase.