JAKARTA – Industri NFT telah menyedot berbagai kalangan termasuk individu maupun institusional untuk terjun ke dunia seni digital seperti yang akan dilakukan oleh Starbucks. Rencana masuk ke bisnis NFT disampaikan langsung oleh CEO Starbucks Howard Schultz pada 4 April lalu.
Dia menyampaikan bahwa perusahaan akan terjun ke arena bisnis NFT sebelum akhir tahun 2022. Kendati begitu, Schultz tidak memberikan tanggal detail terkait kapan waktu yang pasti bagi perusahaan untuk masuk ke dunia Non-Fungible Token. Namun rencana tersebut dibenarkan oleh perusahaan.
Dilansir dari CryptoPotato, ketika sedang berpidato Schultz bertanya kepada hadirin berapa banyak yang telah mendengar tentang NFT. Dia juga menanyakan berapa banyak dari mereka yang terlibat dalam NFT atau berpartisipasi dalam investasi NFT. Meski ruangan menjadi sunyi senyap, Schultz menjelaskan bahwa ekosistemnya masih muda dan Starbucks memiliki alat dan koleksi terbaik untuk pindah ke ekosistem baru ini.
“Jika Anda melihat perusahaan, merek, selebritas, influencer yang mencoba membuat platform dan bisnis NFT digital, saya tidak dapat menemukan salah satu dari mereka yang memiliki harta karun aset yang dimiliki Starbucks mulai dari koleksi hingga seluruh warisan perusahaan.”
BACA JUGA:
Penunjukan baru Schultz sebagai CEO perusahaan dapat membawa Starbucks menjadi lebih ramah kripto. Penting untuk dicatat bahwa perusahaan arus utama lainnya tidak hanya mensponsori pembagian NFT tetapi juga menciptakan pengalaman kripto baru seperti toko di metaverse atau kolaborasi dengan proyek kripto lainnya.
Seperti yang ditunjukkan Schultz dalam ceramahnya, Starbucks bukan hanya merek minuman tetapi perusahaan dengan tradisi, sejarah, dan koleksi bertahun-tahun yang ditemukan di seluruh dunia yang tidak dapat ditandingi oleh seniman digital saja.
Artinya, jika perusahaan menetapkan pikirannya untuk itu, itu bisa menciptakan salah satu marketplace NFT terbesar di dunia. Bahkan jika mereka bermitra dengan merek serupa lainnya di industri, seperti Coca-Cola, Budweiser, atau Pepsi-Cola, jumlah peluang bisnisnya bisa sangat besar, terutama mengingat merek-merek ini sudah digunakan untuk menyenangkan basis konsumen mereka dengan barang koleksi seperti kaleng, botol, dan edisi khusus minuman favorit mereka.
Valuasi Starbucks sekitar 96,7 miliar dolar AS (setara Rp1,4 kuadriliun), sedangkan OpenSea, marketplace NFT yang didirikan pada tahun 2017, sudah melampaui 13,3 miliar dolar AS (sekitar Rp186 triliun). Jadi tidak mengherankan jika sejumlah perusahaan besar tergiur berinvestasi dalam seni digital yang didukung teknologi anyar blockchain.