Gunakan Bahan Kedaluwarsa, Starbucks Tutup Dua Gerai di China dan Gelar Penyelidikan
Ilustrasi Starbucks. (Wikimedia Commons/4028mdk09)

Bagikan:

JAKARTA - Jaringan kedai kopis kenamaan asal Amerika Serikat (AS) Starbucks, mengumumkan penutupan dua gerai di China dan melakukan penyelidikan, setelah sebuah surat kabar yang didukung pemerintah melaporkan kedua gerai itu menggunakan bahan kedaluwarsa untuk membuat minuman, melanggar aturan keamanan makanan.

Surat kabar Beijing News, dalam apa yang digambarkan sebagai penyelidikan rahasia, mengatakan insiden itu terjadi di dua toko di Kota Wuxi, China timur.

"Kami menanggapi apa yang dilaporkan media lokal dengan sangat serius, dan segera menutup dua toko yang bersangkutan untuk melakukan penyelidikan menyeluruh," kata juru bicara Starbucks, mengutip Reuters 13 Desember.

"Sejak memasuki pasar China daratan 22 tahun lalu, kami telah berkomitmen untuk menerapkan standar keamanan pangan yang ketat dan mengadopsi kebijakan 'tanpa toleransi' terhadap masalah keamanan pangan. Kami menyambut baik pengawasan berkelanjutan dari anggota media dan publik," papar juru bicara tersebut.

Perusahaan tidak mengomentari secara spesifik laporan tersebut. Surat kabar itu kemudian mengatakan, otoritas lokal Wuxi sedang menyelidiki toko-toko tersebut.

starbucks
Ilustrasi Starbucks. (Wikimedia Commons/Denis Denisov)

Insiden itu menjadi trending topik di situs media sosial Weibo yang mirip Twitter di China setelah laporan itu dipublikasikan. Konsumen dan media China menjadi lebih agresif dalam melindungi hak-hak pelanggan dan memantau perilaku merek-merek besar, terutama dari luar negeri.

Beberapa target, seperti merek pakaian musim dingin Kanada Canada Goose yang mengajukan keluhan atas kebijakan pengembalian uangnya, telah menjadi sasaran teguran pemerintah, sementara merek Cina seperti rantai teh susu Nayuki juga menarik perhatian publik.

Untuk diketahui, China adalah pasar terbesar untuk Starbucks di luar Amerika Serikat dengan 5.360 toko pada 3 Oktober, laporan pendapatan terbaru perusahaan menunjukkan.

Laporan Beijing News mengatakan, salah satu toko Starbucks menggunakan cairan matcha kadaluarsa untuk membuat latte, sementara yang lain menjual kue kering yang seharusnya dibuang.

BACA JUGA:


- https://voi.id/berita/113174/israel-cabut-fasilitas-mobil-sopir-hingga-pengawal-untuk-istri-dan-anak-mantan-pm-netanyahu-meski-ada-ancaman

- https://voi.id/berita/112544/tuduh-ukraina-memobilisasi-artileri-rusia-negosiasi-penyelesaian-damai-menemui-jalan-buntu

- https://voi.id/berita/112550/ungkap-ada-staf-cia-bekerja-di-pemerintahan-rusia-pada-1990-an-presiden-putin-saya-membersihkan-semuanya

- https://voi.id/berita/112532/tegas-peringatkan-rusia-untuk-tidak-menginvasi-ukraina-menteri-pertahanan-inggris-saya-tidak-ingin-melihat-perang

- https://voi.id/berita/112529/tentang-rezim-militer-penduduk-myanmar-lancarkan-pemogokan-serentak-dan-kampanye-hitam-hari-in

Pada Senin sore, topik tanggapan Starbucks terhadap laporan Beijing News telah menerima lebih dari 50 juta tampilan di Weibo. Para komentator mengungkapkan kekecewaan dan kekhawatiran atas masalah yang lebih luas.

"Jika Starbucks seperti ini, toko-toko lain benar-benar mengkhawatirkan saya. Mereka menderita pengawasan karena itu adalah merek asing," ujar salah satu pengguna Weibo bernama Revario.