Amazon Pastikan Kontrak Peluncuran Roket dengan Tiga Perusahaan untuk Pastikan Project Kuiper Bisa Saingi Starlink
Roket New Glenn dari Blue Origin, akan digunakan untuk meluncurkan satleit milik Amazon. (foto: twitter @blueorigin)

Bagikan:

JAKARTA - Amazon.com Inc, Senin 4 April mengumumkan bahwa mereka telah mengamankan peluncuran roket dengan tiga perusahaan. Proyek ini akan menghabiskan miliaran untuk menyusun konstelasi satelit guna memancarkan internet broadband yang akan menyaingi Starlink, dari SpaceX milik Elon Musk.

Raksasa e-commerce itu mengatakan Project Kuiper-nya telah mengamankan 83 peluncuran selama lima tahun ke depan dan termasuk kesepakatan dengan Blue Origin, sebuah perusahaan yang dimiliki oleh pendiri dan ketua Amazon, Jeff Bezos.

Perlombaan untuk memancarkan internet broadband menggunakan ribuan satelit di orbit rendah bumi sedang memanas. SpaceX sejauh ini lebih maju dibandingkan pemain lain di bisnis itu. Sementara Project Kuiper baru berencana untuk meluncurkan dua satelit prototipe pertama pada akhir tahun.

"Amazon menginvestasikan miliaran dolar di tiga perjanjian. Bersama-sama, ini adalah pengadaan kendaraan peluncuran komersial terbesar dalam sejarah," kata juru bicara Amazon kepada Reuters.

Kontrak tersebut mencakup 18 peluncuran dengan roket Ariane 6 dari Arianespace, 12 peluncuran dengan New Glenn dari Blue Origin, dengan opsi untuk menambah hingga 15 lagi. Ada pula 38 peluncuran dengan roket Vulcan Centaur yang dibuat oleh United Launch Alliance, perusahaan patungan antara Lockheed Martin  dan Boeing Co.

Menurut perusahaan itu, secara bersama-sama, mereka akan menyediakan kapasitas bagi perusahaan untuk menyebarkan sebagian besar konstelasi satelitnya.

Kesepakatan itu dipertaruhkan pada kemampuan tiga roket angkat berat yang belum terbang dan yang perkembangannya tertunda. Arianespace Ariane 6, hingga kini masih dalam tahap pengembangan. Menurut kepala eksekutif Amazon, Stéphane Isral, roket ini diyakini dapat meluncurkan hingga 40 satelit Kuiper dalam setiap misi penerbangannya.

Juga masih dalam pengembangan, adalah roket New Glenn Blue Origin yang akan membawa 61 satelit Kuiper. Sementara roket Vulcan ULA akan membawa 45 satelit. Hal ini diungkapkan pula CEO Amazon Selasa, 5 Maret dalam sebuah konferensi pers di Colorado Springs, Colorado.

Dave Limp, kepala unit perangkat Amazon, mengatakan perusahaan tetap menginginkan keragaman dalam kemitraan peluncuran mereka. Ini mencakup kesepakatan yang diumumkan sebelumnya dengan ULA dan startup roket, ABL Space.

"Ini adalah kontrak terbesar yang pernah ditandatangani oleh Arianespace dalam sejarahnya," kata CEO ArianeGroup, André-Hubert Roussel , kepada Reuters. Namun ia menolak untuk memberikan rincian keuangan atas proyek itu. "Ini adalah hasil dari dua setengah tahun pembicaraan dengan mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa peluncuran akan dilakukan antara 2024 dan 2027.

Project Kuiper bertujuan untuk menggunakan lebih dari 3.000 satelit di orbit rendah bumi untuk memancarkan internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah kepada pelanggan, termasuk untuk rumah tangga, bisnis, dan lembaga pemerintah.

“Mengamankan kapasitas peluncuran dari beberapa penyedia diperkirakan akan mengurangi risiko yang terkait dengan penghentian kendaraan peluncuran dan menghemat biaya yang dapat dibebankan kepada pelanggan,” kata Rajeev Badyal, wakil presiden teknologi untuk Project Kuiper.

Mesin BE-4 Blue Origin, yang akan menggerakkan roket Vulcan, selama ini telah menghadapi banyak penundaan. Jadi wajar jika Amazon pun melirik perusahaan roket lain untuk menjamin kepastian peluncuran satelit mereka.