Usai Tren Wahana Antariksa, Kini Satelit Internet Amazon Siap Saingi Starlink SpaceX
Amazon luncurkan Kuiper untuk saingi Satrlink. (foto: dok. amazon)

Bagikan:

JAKARTA - Amazon baru saja mengajukan permintaan pada Federal Communications Commission (FCC) untuk meluncurkan dan mengoperasikan dua satelit pertamanya pada Q4 2022 mendatang.

Satelit yang dijuluki KuiperSat-1 dan KuiperSat-2 ini akan diluncurkan dengan ABL Space pada roket RS1-nyaOroject Kuiper adalah rencana Amazon untuk membangun jaringan 3.236 satelit di orbit rendah Bumi untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi di seluruh dunia. Layanan awal dari Kuiper akan dimulai setelah Amazon memiliki 578 satelit di orbit.

Dalam project Kuiper ini, Amazon tidak sendiri. Mereka menggandeng Verizon untuk membuat internet satelit berkecepatan tinggi yang semakin kompetitif. Tentu saja hal ini tak luput dari persaingan ketat.

Kuiper siap untuk bersaing dengan jaringan Starlink milik SpaceX, yang merupakan sistem satelit broadband terjauh dalam generasi terbaru. Amazon sendiri cukup bersemangat dalam mengembangkan satelit ini. Mereka membangun fasilitas seluas 219.000 kaki persegi di Redmond, Washington untuk menguji dan memproduksi satelit, bahkan berencana menambah fasilitas seluas 20.000 kaki persegi.

Satelit Prototipe Jadi Tonggak Perusahaan

Peluncuran dan pengujian KuiperSat-1 dan KuiperSat-2 setahun dari sekarang merupakan salah satu tonggak utama berikutnya dalam pengembangan sistem Amazon. Sepasang satelit dimaksudkan untuk menguji komunikasi dan infrastruktur jaringan Amazon, menghubungkan dengan stasiun Bumi perusahaan yang berbasis di Texas, Amerika Selatan, dan Asia-Pasifik.

“KuiperSat-1 dan KuiperSat-2 akan mencakup banyak teknologi dan sub-sistem yang mendukung versi produksi desain satelit kami, seperti array bertahap dan antena parabola, sistem daya dan propulsi, modem yang dirancang khusus, dan banyak lagi,” ungkap Amazon dalam blog resminya seperti dikutip dari NBC News, Selasa, 2 November.

Rencananya, Amazon akan menguji antena para pelanggan awal di lokasi di McCulloch, Texas. Perusahaan menggambarkan antena sebagai terminal pelanggan berbiaya rendah yang akan memberikan layanan yang andal dengan harga yang lebih terjangkau daripada antena lama. Satelit diharapkan terhubung ke antena Texas selama empat menit, hingga lima kali per hari.

Namun, dampak jaringan dengan ratusan atau ribuan satelit di langit malam telah menjadi topik perhatian untuk sistem seperti Kuiper. Mirip dengan pelindung Matahari yang ditambahkan SpaceX ke satelit Starlink untuk mengurangi kecerahan.

"Salah satu dari dua prototipe satelit Kuiper akan menyertakan kerai untuk membantu kami memahami apakah itu cara yang efektif untuk mengurangi reflektifitas dan dengan demikian mengurangi dampaknya pada teleskop optik berbasis darat," ujar Amazon.

“Kami akan mengumpulkan data untuk membandingkan reflektifitas antara dua pesawat ruang angkasa, dan berbagi pembelajaran dengan komunitas astronomi setelah misi tersebut,” imbuhnya.

Selain itu, untuk memerangi risiko penambahan sampah antariksa, Amazon menekankan bahwa prototipe Kuiper dirancang untuk sepenuhnya terbakar di atmosfer pada akhir masa pakainya.

Diluncurkan dengan roket ABL Space, RS1

Perusahaan ritel milik Jeff Bezos ini berencana untuk mengirim satelit pada peluncuran ABL terpisah, yang akan lepas landas dari Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida. ABL terus bekerja menuju peluncuran perdana roket RS1 dari Alaska pada akhir tahun ini.

Misi Amazon menambah jaminan kontrak ABL, yang menurut pembuat roket memiliki 14 pelanggan sejauh ini, "Amazon akan memainkan peran sentral dalam infrastruktur ruang angkasa generasi berikutnya, dan kami bangga telah dipilih sebagai mitra peluncuran Kuiper, terutama untuk penerbangan awal yang kritis ini," tutur CEO ABL Harry O'Hanley.

Kesepakatan dengan ABL adalah yang kedua yang ditandatangani Amazon dengan perusahaan penyedia peluncuran satelit, setelah awal tahun ini mengontrak United Launch Alliance untuk sembilan peluncuran Kuiper.