Bagikan:

JAKARTA - Pemilik Facebook, Meta Platforms Inc.,  secara singkat membatasi tagar yang terkait dengan kematian warga sipil di Ukraina bagian utara. Di wilayah tersebut  terdapat mayat orang-orang yang ditembak dari jarak dekat yang ditemukan di sebuah kota yang kini sudah direbut kembali oleh pasukan Ukraina dari pasukan Rusia. Hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara Meta  pada  Senin, 4 Maret.

Seperti dilaporkan oleh Reuters, Pembunuhan di Bucha, di luar Kyiv, telah menarik janji sanksi lebih lanjut terhadap Moskow dari Barat.  Rusia telah membantah tuduhan terkait pembunuhan warga sipil.

Juru bicara Meta Andy Stone mengatakan sistem otomatis yang memindai gambar kekerasan di Facebook dan Instagram, yang juga dimiliki perusahaan, bertanggung jawab untuk memblokir tagar termasuk #bucha dan #buchamassacre.

"Ini terjadi secara otomatis karena konten grafis yang diposting orang menggunakan tagar ini. Ketika kami mengetahui masalah ini kemarin, kami bertindak cepat untuk membuka blokir tagar tersebut," tulisnya di Twitter.

Facebook dan Instagram mengizinkan posting konten grafis dan kekerasan ketika dibagikan untuk meningkatkan kesadaran akan kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia. Akan   tetapi mereka akan menghapus konten jika dianggap sangat eksplisit atau hanya merayakan penderitaan.

Perusahaan media sosial juga menambahkan label peringatan ke beberapa posting grafis yang harus diklik pengguna sebelum mereka dapat melihat gambar.

Kelompok hak asasi manusia telah mengkritik pendekatan Meta ini untuk menghapus konten kekerasan selama konflik, dengan mengatakan praktiknya membersihkan data dari servernya setelah 90 hari mengakibatkan penghapusan bukti penting adanya kejahatan perang.

Stone mengatakan Meta sedang "menjelajahi cara untuk melestarikan jenis ini dan jenis konten lainnya saat kami menghapusnya," khususnya terkait dengan perang di Ukraina.