Bagikan:

JAKARTA – Arthur Hayes merupakan mantan CEO BitMEX baru-baru ini memaparkan bahwa tahun 2022 akan menjadi tahun bagus untuk kripto nomor 2 setelah BTC, yakni Ethereum (ETH). Utilitas blockchain ETH yang kaya dan peralihan algoritma pada tahun ini berpotensi mendongkrak harga ETH.

Hayes menilai, setelah Ethereum melakukan transisi dari Proof-of-Work (PoW) ke Proof-of-Stake (PoS), jaringan ETH akan berfungsi sebagai obligasi terkait komoditas, dilansir dari CryptoPotato. Sebaliknya, dia menyebutkan bahwa Bitcoin yang dianggap sebagai “uang murni” justru “tidak menghasilkan apa-apa.”

Lebih lanjut Hayes berpendapat bahwa Ethereum sebagai investasi yang lebih baik dibanding pesaingnya. Transisi algoritma PoW ke Pos yang direncanakan bakal dilakukan pada musim panas tahun ini dinilai bisa menjadi pengubah permainan atau game changer sehingga berpotensi menjadikan Ethereum sebagai yang terdepan.

“ETH adalah komoditas yang digunakan untuk menyalakan komputer, bukan instrumen moneter murni,” katanya.

Pada tahun ini, Hayes sendiri mengalokasikan dananya sebesar 25 persen untuk BTC, sedangkan 75 persennya untuk ETH. Sebelumnya, dia mengalokasikan dana 50 persen untuk kripto nomor satu dan 50 lagi untuk ETH. Dia mengubah alokasi dananya karena menilai Bitcoin sebagai uang dan Ethereum sebagai obligasi terkait komoditas.

Selain itu, Hayes juga menyarankan para holder Bitcoin institusional seperti Michael Saylor pendiri platform analitik MicroStrategy untuk menerbitkan surat utang dan membeli ETH ketimbang BTC. Menyinggung munculnya sejumlah kripto yang disebut “pembunuh Ethereum”, Hayes bersikeras bahwa ETH memiliki jumlah pengembang terbesar daripada token-token layer satu (L1) lain.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa Polkadot menempati urutan kedua setelah Ethereum yang memiliki pengembang terbesar. “Ethereum memiliki appx. 4.000 pengembang, yang 3x lebih besar dari rantai dengan kelompok pengembang terbesar kedua, Polkadot, yang memiliki kelompok pengembang terbesar kedua.”

Karena fungsionalitas jaringan Ethereum yang kaya dan dinilai bakal tetap unggul di antara jaringan L1, kendati kerap mengklaim lebih murah dan lebih cepat dari jaringan ETH, Hayes menargetkan performa harga ETH bisa tembus 10.000 dolar AS per koin di tahun 2022 ini.