JAKARTA - Peretas Rusia telah memindai sistem perusahaan energi dan infrastruktur penting lainnya di Amerika Serikat. Bahkan Seorang pejabat tinggi FBI mengatakan kepada anggota parlemen, Selasa, 29 Maret bahwa peretasan yang disponsori Rusia ini sudah menghadirkan ancaman "terkini" bagi keamanan nasional Amerika.
"Ancaman dari Rusia dalam arti kriminal, dalam arti negara bangsa, sangat, sangat nyata - dan terkini," kata Bryan Vorndran, Asisten Direktur di Divisi Siber FBI, selama dengar pendapat di depan A.S. Panel DPR, yang dikutip Reuters.
Dalam pekan-pekan terakhir sejak serangan tak beralasan Rusia terhadap Ukraina, Gedung Putih dan Departemen Kehakiman AS telah memperingatkan perusahaan di negeri Paman Sam itu tentang fakta intelijen yang menunjukkan bahwa Rusia telah mengambil langkah awal, untuk kemungkinan meluncurkan serangan siber.
Vorndran mengatakan kepada anggota parlemen bahwa "contoh pemindaian Rusia" terhadap jaringan di A.S. sektor energi telah meningkat baru-baru ini. Ia juga mengatakan kegiatan tersebut merupakan "fase pengintaian" oleh Rusia untuk mencoba dan memahami pertahanan perusahaan dan apakah memiliki kerentanan yang dapat dieksploitasi.
"Ini adalah bagian yang sangat penting dari keseluruhan serangan," katanya. Ia juga menambahkan kemudian dalam kesaksiannya bahwa Rusia mewakili "salah satu dari dua musuh dunia maya paling cakap yang kita hadapi secara global," dan merupakan "musuh yang tangguh."
BACA JUGA:
Tahun lalu, jauh sebelum serangan Rusia ke Ukraina, Presiden AS, Joe Biden secara terbuka memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa infrastruktur penting tertentu harus "dilarang" untuk serangan siber.
Peringatan itu berlaku untuk 16 jenis infrastruktur yang berbeda, sektor yang ditetapkan sebagai kritis oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, termasuk jaringan telekomunikasi, kesehatan, pangan dan energi.
Sejak saat itu Vorndran mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia mengetahui perusahaan perangkat lunak, antara lain yang menjadi salah satu sasaran serangan.
"Ada kompromi terhadap beberapa dari 16 sektor infrastruktur penting itu," katanya. "Saya tidak bisa berbicara secara spesifik dengan yang mana."