Geng Ransomware Conti Dukung Rusia, Siap Hadapi Musuh yang Kontra Terhadap Invasinya
Ilustrasi Ramsonsare ( Bermix Studio/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kelompok ransomware Conti, yang diklaim memiliki hubungan erat dengan intelijen Rusia mengungkapkan bahwa mereka akan mendukung penuh negara tersebut, dan menyerang siapa saja yang kontra terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Conti dikenal karena menyerang penyedia layanan kesehatan dan ratusan target lainnya menggunakan ransomware untuk memeras jutaan dolar dari perusahaan-perusahaan seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Geng itu mengatakan bahwa mereka akan menggunakan semua sumber daya yang mungkin untuk menyerang kembali infrastruktur penting dari entitas mana pun yang mengatur serangan siber atau aktivitas perang apa pun terhadap Rusia.

"Jika ada yang memutuskan untuk mengatur serangan siber atau aktivitas perang apa pun melawan Rusia, kami akan menggunakan semua sumber daya kami yang mungkin untuk menyerang kembali infrastruktur kritis musuh," ungkap Conti.

Pengumuman tersebut muncul kemarin di situs dark web yang digunakan oleh grup ransomware Conti untuk mengunggah ancaman dan data korbannya. Banyak dari peneliti keamanan percaya geng itu berbasis di Rusia.

Melansir Reuters, Sabtu, 26 Februari, Ukraina telah dihantam oleh intrusi digital dan serangan penolakan layanan, baik menjelang dan selama invasi Rusia.

Pemerintah Ukraina juga telah meminta sukarelawan dari peretas bawah tanah negara itu untuk membantu melindungi infrastruktur penting dan mata-mata dunia maya terhadap pasukan Rusia

Diketahui, Conti ransomware adalah pelaku di balik lebih dari 400 serangan yang menargetkan AS antara musim semi 2020 dan musim semi 2021, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur Keamanan (CISA) Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI melaporkan pada September lalu.

Pada Mei 2021, FBI memperingatkan bahwa Conti terlibat dalam setidaknya 16 serangan ransomware yang menargetkan perawatan kesehatan di AS dan layanan penanggap utama.

Peringatan FBI datang setelah Conti ransomware digunakan untuk menyerang Eksekutif Layanan Kesehatan Irlandia, yang menyebabkan beberapa prosedur medis dibatalkan dan portal vaksin COVID-19 ditutup, serta pada akhirnya dapat merugikan sistem lebih dari 112 juta dolar AS.