Diserang Kelompok Ransomware Paling Ganas, Bank Indonesia Berhasil Pulih
Bank Indonesia diserang kelompok peretas yang dijuluki geng ransomware Conti. (foto: Twitter @darktracer_int)

Bagikan:

JAKARTA - Kasus kebocoran data kini terjadi lagi di Indonesia, parahnya kali ini adalah Bank Indonesia yang menjadi korbannya. Diduga pelakunya adalah kelompok peretas yang dijuluki geng ransomware Conti.

Kabar tersebut pertama kali didapatkan dari unggahan peneliti keamanan dark web yang dikenal sebagai DarkTracer, dalam akun Twitter-nya @darktracer_int.

"[ALERT] Geng Conti ransomware telah mengumumkan "BANK OF INDONESIA" masuk dalam daftar korban," tweet @darktracer_int.

Berbarengan dengan tweet-nya, @darktracer_int juga membagikan tangkapan layar dari situs yang diklaim dark web milik geng ransomware Conti.

Berbagai tampilan file terlihat dan dinamai corp.bi.go.id. Dalam unggahan tersebut, tertera total data itu mencapai 487,09 MB dengan sebanyak 838 file didapatkan mereka. Belum diketahui pasti apakah hanya data ini yang didapat, atau masih ada yang lain.

Seluruh data itu diklaim diambil dari server terbuka milik Bank Indonesia yakni www.bi.go.id. Geng ransomware Conti merupakan kelompok yang berbasis di Rusia dengan nama samaran Wizard Spider, dan disebut paling kejam dari kelompok lainnya.

Menanggapi hal ini, melalui Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengakui adanya serangan tersebut, dan ternyata sudah terjadi pada bulan lalu.

"Bank Indonesia menyadari adanya peretasan berupa ransomware pada bulan lalu, serangan bulan lalu. Itu menyadarkan kami itu nyata dan kami kena," ungkap Erwin kepada awak media, Kamis, 20 Januari.

Kini, Erwin mengatakan Bank Indonesia sudah melakukan pemulihan dan mitigasi kepada seluruh karyawan dan perkantoran saat serangan terjadi pada bulan lalu, agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi.

"Kami perketat standar protokol teknologi IT. Kedua kembangkan teknologi keamanan siber yang lebih kuat. Peningkatan koordinasi framework di level pegawai. Jadi dengan langkah-langkah itu BI kemudian ingin mengatakan dan memastikan layanan operasional Bank Indonesia tidak terganggu. tetap terkendali dukung kegiatan ekonomi masyarakat," tuturnya.

Erwin menyatakan juga akan terus melakukan pengujian kepada infrastruktur untuk memastikan sistem pembayaran berjalan secara aman.