Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akhirnya menanggapi terkait hebohnya peretasan oleh geng ransomware Conti, yang menjadikan Bank Indonesia (BI) sebagai korban.

"Kementerian Kominfo mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk melakukan upaya verifikasi, pemulihan, audit, dan mitigasi sistem elektronik BI," ungkap Juru Bicara Kemenkominfo, Dedy Permadi dalam keterangan resminya yang dikutip VOI, Jumat, 21 Januari.

Di samping itu, Dedy mengatakan Kemenkominfo juga menyoroti para Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang mengalami gangguan keamanan, untuk segera berkoordinasi dengan BSSN.

"BSSN sebagai lembaga yang berwenang untuk merekomendasikan implementasi teknik keamanan siber, menerapkan ketentuan teknis siber, serta kewenangan lain terkait yang diatur oleh peraturan perundang-undangan," ujar Dedy.

Dedy juga menegaskan bahwa Kemenkominfo akan terus melakukan pengawasan terhadap PSE, guna melindungi data pribadi yang dikelola mereka.

"Sesuai amanat peraturan perundang-undangan akan terus melakukan pengawasan komitmen dan keseriusan PSE dalam melindungi data pribadi yang dikelolanya, dengan memperhatikan kelayakan dan keandalan sistem pemrosesan data pribadi baik dari aspek teknologi, tata kelola, dan sumber daya manusia," tutur Dedy.

Diwartakan sebelumnya, sistem Bank Indonesia di cabang Bengkulu telah menjadi sasaran empuk peretasan ransomware yang dilakukan oleh Conti, kelompok peretas asal Rusia dengan nama samaran Wizard Spider, dan disebut paling kejam dari kelompok lainnya.

Kabar tersebut pertama kali didapatkan dari unggahan peneliti keamanan Dark Web yang dikenal sebagai Dark Tracer, dalam akun Twitter-nya @darktracer_int.

Berbarengan dengan tweet-nya, @darktracer_int juga membagikan tangkapan layar dari situs yang diklaim dark web milik geng ransomware Conti.

Berbagai tampilan file terlihat dan dinamai corp.bi.go.id. Dalam unggahan tersebut, tertera total data itu mencapai 487,09 MB dengan sebanyak 838 file didapatkan mereka. Seluruh data itu diklaim diambil dari server terbuka milik Bank Indonesia yakni www.bi.go.id. Kini seluruh sistem Bank Indonesia yang terdampak peretasan sudah berangsur pulih.