Bagikan:

JAKARTA - Grup ransomware belakangan tengah menjadi incaran pemerintah Amerika Serikat (AS), karena aksinya yang kerap merugikan negara dan sejumlah sektor swasta. Karenanya, AS menawarkan sebuah hadiah.

Hadiah yang ditawarkan sebesar 15 juta dolar AS atau setara Rp217 miliar akan diberikan bagi siapa saja yang membantu memberikan informasi untuk mengidentifikasi dan menemukan pemimpin serta rekan konspirator geng ransomware Conti.

Digagas oleh Departemen Luar Negeri AS, hadiah tersebut ditawarkan di bawah Program Hadiah Kejahatan Terorganisir Transnasional (TOCRP).

Lebih lanjut, dari 15 juta dolar AS itu akan dibagi 10 juta dolar AS atau Rp145 miliar untuk informasi menyoal individu yang memegang posisi kepemimpinan kunci dalam geng ransomware Conti.

Sementara tambahan 5 juta dolar AS atau Rp75 miliar ditawarkan untuk informasi yang dapat mengarah pada penangkapn atau penghukuman setiap individu dalam negara mana pun, yang berkonspirasi untuk berpartisipasi atau mencoba berpartisipasi dalam insiden ransomware varian Conti.

Sebagai informasi, grup ransomware Conti telah melanggar ratusan organisasi selama dua tahun terakhir. FBI memperkirakan bahwa pada Januari 2022, geng tersebut memperoleh 150 juta dolar AS setara Rp2,1 triliun dalam pembayaran uang tebusan dari lebih dari 1.000 korban.

Melansir The Register, Selasa, 10 Mei, Departemen Luar Negeri AS juga mencatat serangan terhadap pemerintah Costa Rica pada April lalu yang mengganggu bea cukai dan platform pajak, merugikan perdagangan luar negeri.

Serangan Conti difokuskan pada beberapa lembaga pemerintah Costa Rica dan membuat presiden yang baru saja dilantik, Rodrigo Chaves, pada 8 Mei mengumumkan keadaan darurat.

Ini buka kali pertama hadiah ditawarkan untuk menemukan geng ransomware, pada November 2021, Departemen Luar Negeri AS juga memberikan hadiah hingga 10 juta dolar AS untuk para pemimpin geng ransomware REvil dan hadiah hingga 10 juta dolar AS untuk info tentang anggota ransomware terpopuler DarkSide.

Penghargaan tersebut menggambarkan upaya AS untuk mendorong respons global terhadap masalah ransomware yang sedang berlangsung dan menunjukkan komitmen negara itu untuk melindungi calon korban ransomware di seluruh dunia dari eksploitasi oleh penjahat dunia maya.