JAKARTA - Regulator telekomunikasi Rusia, Roskomnadzor mengklaim Facebook telah membatasi akun resmi dari empat media Rusia yang dimiliki atau berafiliasi dengan negara, seperti saluran TV Zvezda, kantor berita RIA Novosti, Lenta.ru dan Gazeta.ru.
Sebagai balasannya, Rusia menyatakan akan membatasi sebagian akses ke Facebook setelah platform tersebut telah memblokir akses akun resmi outlet media Rusia.
Dia juga menuntut penjelasan dan meminta Meta untuk menghapus tindakan tersebut. Namun perusahaan menolak, dan kemudian regulator memutuskan untuk membatasi akses ke Facebook, tindakan yang menurut Roskomnadzor sesuai dengan hukum.
Tindakannya itu, dikatakan Roskomnadzor telah mengikuti kesepakatan Kantor Kejaksaan Agung dan Kementerian Luar Negeri untuk mengakui jejaring sosial Facebook terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia dan kebebasan, serta hak dan kebebasan warga negara Rusia.
Melansir CNBC Internasional, Sabtu, 26 Februari, Roskomnadzor mengklaim telah mencatat 23 kasus penyensoran media Rusia dan sumber daya Internet oleh Facebook sejak Oktober 2020.
Wakil Presiden Urusan Global Meta Nick Clegg mengatakan dalam Twitter resminya, bahwa pihak berwenang Rusia telah memerintahkan perusahaan pada Kamis lalu untuk menghentikan pengecekan fakta dan pelabelan konten di Facebook yang diposting oleh outlet media milik negara. Ketika Meta menolak, Rusia mengumumkan pembatasan layanannya.
Ordinary Russians are using @Meta's apps to express themselves and organize for action. We want them to continue to make their voices heard, share what’s happening, and organize through Facebook, Instagram, WhatsApp and Messenger. pic.twitter.com/FjTovgslCe
— Nick Clegg (@nickclegg) February 25, 2022
Clegg dan Meta berharap agar orang Rusia menggunakan aplikasi Meta untuk mengekspresikan diri dan mengatur tindakan. Dan ingin mereka terus membuat suara mereka didengar, membagikan apa yang terjadi, mengatur melalui Facebook, Instagram, WhatsApp, serta Messenger.
Diwartakan sebelumnya, Meta belum lama ini juga mengambil langkah baru untuk melindungi akun pengguna di Ukraina. Perusahaan mengaktifkan fitur kunci profil untuk orang-orang di negara itu, dan membangun Pusat Operasi Khusus guna memantau dengan cermat apa yang terjadi di sana.
Fitur kunci profil dimaksudkan untuk memberi pengguna akses satu klik ke fitur privasi dan keamanan tambahan, “Saat profil mereka dikunci, orang-orang yang bukan temannya tidak dapat mengunduh atau membagikan foto profil mereka atau melihat postingan di linimasa mereka,” ungkap Kepala Kebijakan Keamanan Meta Nathaniel Gleicher.
BACA JUGA:
Sementara Pusat Operasi Khusus kata Gleicher, ini dikelola oleh para ahli (termasuk penutur asli) sehingga tim keamanan dapat memantau situasi dengan cermat dan bertindak secepat mungkin.
Tindakan itu terjadi ketika invasi Rusia ke Ukraina meningkat pada hari Kamis, meningkatkan kekhawatiran tentang penyebaran disinformasi di media sosial.
Sebab dikutip dari NBC News, diketahui Rusia juga berupaya untuk menyebarkan disinformasi dan propaganda di internet dan melalui media asing dan domestik tentang invasinya ke Ukraina dimulai beberapa minggu yang lalu, dan diperkirakan akan meningkat sekarang setelah konflik dimulai.