Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Inggris pada Rabu, 23 Maret, meminta YouTube untuk menghapus video dari platform online dari video tipuan (hoax), yang mereka katakan telah direkayasa oleh pemerintah Rusia.

Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, pekan lalu memerintahkan penyelidikan setelah seorang penipu yang mengaku sebagai Perdana Menteri Ukraina dapat menghubunginya. Wallace mengatakan dia mengakhiri panggilan 10 menit ketika dia menjadi curiga tentang pertanyaan "menyesatkan" yang diajukan kepadanya.

Beberapa klip video kemudian muncul secara online, menunjukkan Wallace berbicara dari belakang kendaraan yang bergerak sementara dia ditanya tentang berbagai masalah termasuk senjata nuklir dan NATO.

"Kami menyerukan di YouTube untuk membantu kami mendukung Ukraina dengan menghapus video yang direkayasa oleh negara Rusia dan disebarluaskan untuk mencoba dan melemahkan moral orang-orang yang berjuang untuk kebebasan mereka," kata Kementerian Pertahanan dalam cuitan di Twitter-nya.

Kementerian ini memposting surat yang lebih panjang yang menyerukan di YouTube, sebagai layanan video streaming yang paling banyak digunakan di dunia, untuk menghapus atau setidaknya memblokir akses ke video tersebut sejalan dengan keputusan 11 Maret, di perusahaan milik Google  untuk memblokir akses ke saluran terkait. Terutama dari media yang didanai pemerintah Rusia.  

Ini merinci dua keberatan dengan video yang berkaitan dengan rudal anti-tank NLAW yang dikirim dari Inggris ke Ukraina.

"Klip yang dipalsukan menegaskan bahwa pasokan NLAWS Inggris ke Ukraina telah "sering gagal". NLAWS kami tidak gagal, ini secara faktual tidak benar," kata Kementerian Pertahanan, seperti dikutip Reuters.

Kedua, dalam video hoax tersebut Wallace menyatakan tentang pasokan senjata-senjata itu. Dalam video itu Wallace berkat:  "Kami punya lebih banyak senjata, kami kehabisan senjata kami sendiri".

Namun Kementerian Pertahanan mengatakan ini secara faktual tidak benar.  "Kami sama sekali tidak kekurangan pasokan," ungkap Kementerian Pertahanan Inggris.

Kementerian Pertahanan tidak merinci dengan tepat bagaimana video tersebut telah dimanipulasi oleh pihak pro Rusia. Namun ia mengatakan bahwa dalam bentuk "dimodifikasi dan diedit" mereka dapat digunakan oleh Rusia untuk mendukung tindakannya di Ukraina.

"Saya yakin Anda tidak ingin menjadi saluran propaganda Rusia atau terkait dengan konsekuensi potensial dari jenis manipulasi media ini," kata Wallace dalam suratnya ke Google dan YouTube.