JAKARTA - YouTube terus berupaya memberantas video hoaks serta disinformasi terkait COVID-19 yang kerap diunggah ke platform videonya. Kali ini YouTube menambahkan fitur pengecekan fakta pada layanannya.
Fitur pengecekan fakta ini telah lebih dulu diperkenalkan untuk laman YouTube Brasil dan India. Layanan ini akan memberikan informasi terkait soal topic video, sebelum diunggah ke YouTube. Terlebih saat ini banyak yang mengunggah video terkait COVID-19
"Ketika pengguna mencari di YouTube tentang klaim tertentu, kami ingin memberikan kesempatan bagi (fitur) pemeriksaan fakta tersebut untuk muncul saat itu juga, ketika pengguna kami mencari informasi, terutama di sekitar yang mengubah topik seperti COVID-19," ungkap Chief Product Officer YouTube, Neal Mohan seperti dikutip dari The Verge, Kamis 30 April.
BACA JUGA:
Mohan menjelaskan, fitur pengecekan fakta ini akan mulai dioperasikan secara menyeluruh di Amerika Serikat. YouTube bekerja sama dengan media dan lembaga pencari fakta seperti The Dispatch, FactCheck.org, PolitiFact, dan The Washington Post Fact Checker dalam mengkonfrimasi kebenaran data dan informasi dari video yang diunggah ke platformnya.
YouTube juga akan memanfaatkan mesin pencari Google serta Bing dalam menadakan informasi video yang diunggah. Terlebih situasi pandemi COVID-19 saat ini, yang membuat laman YouTube dan media sosial jadi satu-satunya tempat untuk bertukar informasi.
"Panel informasi pemeriksaan fakta kami menyediakan konteks baru dalam situasi ini dengan menyoroti artikel pihak ketiga yang relevan dan diperiksa di atas hasil pencarian untuk pertanyaan yang relevan, sehingga pemirsa kami dapat membuat keputusan berdasarkan informasi tentang klaim yang dibuat dalam berita," ungkap pihak YouTube dalam keterangan resminya.
Perusahaan yang berbasis di San Bruno, California AS ini juga telah menambahkan kategori berita terkini dari sumber utama yang terpercaya, serta tautan informasi seperti Encyclopedia Britannica dan laman Wikipedia. Tujuanya agar pengguna YouTube tidak terjebak dengan kabar hoaks dan teori konspirasi yang menyesatkan.
Tak lupa YouTube menyertakan tautan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan otoritas kesehatan setempat dalam pencarian informasi tentang COVID-19. Kedepannya, fitur ini dioperasikan ke banyak negara.