Segalanya Tentang Teori Konspirasi Jaringan 5G dan COVID-19
Ilustrasi menara telekomunikasi (Image by PublicDomainPictures from Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Facebook dan YouTube saat ini sedang bersih-bersih menyoal teori konspirasi tak berdasar yang mengatakan kalau jaringan 5G memicu munculnya pandemi COVID-19. Bahkan, tak sedikit pula selebritis dunia yang percaya teori tersebut dan membagikannya ke para pengikutnya di media sosial.

Beberapa hari yang lalu, media sosial Facebook juga mengumumkan akan mulai secara aktif menghapus klaim palsu yang menghubungkan COVID-19 ke 5G yang diklaim dapat menyebabkan kerusakan fisik. WhatsApp milik Facebook pun telah mengurangi jumlah pengguna yang dapat meneruskan pesan dari lima kali menjadi satu kali saja.

"Kami mengambil langkah agresif untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah dan konten berbahaya pada platform kami, dan menghubungkan orang ke informasi yang akurat tentang coronavirus," kata juru bicara Facebook dalam pernyataan resminya seperti dilansir dari BBC.

Sementara itu, YouTube milik Google telah memperbarui alogaritmanya untuk mencegah konten-konten video yang bersifat disinformasi terkait COVID-19. Kendati sempat kebobolan dalam video viral teknologi 5G menjadi penyebab COVID-19, sistem algoritma YouTube menilai konten tersebut tidak melanggar kebijakannya.

Meski demikian, YouTube segera memperbaiki alogirtmanya dan meninjau ulang saluran streaming yang mengandung konten kontroversial. Moderator YouTube pun memungkinkan penghapusan konten video yang melanggar kebijakannya.

“Kami memiliki kebijakan yang jelas yang melarang video yang mempromosikan metode medis yang tidak berdasar untuk mencegah coronavirus di tempat mencari perawatan medis, dan kami dengan cepat menghapus video yang melanggar kebijakan ini ketika ditandai untuk kami," ujar pihak YouTube.

Klaim yang tidak berdasar tentang dugaan hubungan antara 5G dan COVID-19 ini mulai beredar di internet baru-baru ini, di mana pengikut New Agers dan QAnon mengabadikan tipuan tersebut bahwa seseorang yang memiliki kepentingan menggunakan 5G untuk menyebarkan virus mematikan tersebut. Algoritma yang tidak canggih memperkuat kabar itu dan mengantarkan teori yang tidak berdasar ke dalam trending topic.

Dan menjadi hangat diperbincangkan setelah ahli teori konspirasi David Icke melakukan tanya jawab lewat channel YouTube-nya. Ia mengklaim bahwa ada hubungan antara 5G dan krisis kesehatan ini. 

"Jika 5G berlanjut dan mencapai tempat yang mereka inginkan, kehidupan manusia seperti yang kita tahu sudah berakhir. Jadi orang harus membuat keputusan," ungkap David dalam tayangan videonya.

Serangan baru tersebut terjadi di Inggris ketika massa menghancurkan dan membakar tiang telepon seluler berjaringan 5G karena menerima informasi hoaks tersebut. Bahkan, aktor Woody Harrelson dan penyanyi MIA adalah di antara selebriti dan influencer yang menyebarkan hoaks semacam itu kepada jutaan pengikut mereka di media sosial.

Tidak ada bukti yang mendukung teori bahwa jaringan 5G menyebabkan COVID-19 atau berkontribusi pada penyebarannya. Tapi tetap saja, pengguna internet dan media sosial masih saja percaya akan hal tersebut.

Jaringan 5G mulai diluncurkan di kota-kota dan negara-negara maju pada 2018, tetapi lebih banyak diadopsi pada 2019, tahun yang sama ketika wabah COVID-19 muncul pertama di dunia yang berasal dari Wuhan, China. Alhasil Para penikmat teori konspirasi dengan cepat menghubungkan keduanya. 

Orang-orang yang menggunakan internet berbagi dua peta Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan daerah-daerah yang paling banyak terinfeksi COVID-19 juga merupakan tempat di mana jaringan 5G telah dipasang. Hal lain yang sama-sama dimiliki daerah-daerah itu adalah wilayah metropolitan yakni pusat populasi besar yang lebih rentan terhadap penyebaran COVID-19 dan lebih cenderung mengadopsi jaringan 5G sebelumnya.

Peningkatan infrastruktur nirkabel juga dikaitkan dengan penyakit sebelumnya, banyak yang mengklaim bahwa gelombang udara nirkabel dapat menyebabkan kanker, meskipun tidak ada bukti yang dapat dipercaya untuk mendukung hal ini.