Bagikan:

JAKARTA - Jika kalian menyadari kebanyakan kabel charger ponsel yang dijual di pasaran, tak pernah memiliki ukuran panjang. Umumnya kabel cas ORI dari paket penjualan memiliki ukuran yang pendek.

Lantas kenapa dibuat pendek? Jawabannya supaya memiliki nilai resistansi (ketahanan) yang lebih rendah dari kabel berukuran panjang.

Resistansi yang rendah agar menjaga tegangan yang dialirkan dari sumber listrik ke port pengisian daya optimal. Di mana umumnya nilai tegangan yang optimal sekitar 4,18 Volt, dengan perhitungan 3,8 +(10 persen x 3,8) mA.

Jadi ketika nilai tegangan yang sampai ke port di bawah daya optimalnya, tentu baterai ponsel tidak akan tersisi dengan penuh. Terlebih kebanyakan adaptor charger saat ini telah distandarisasi dengan besaran 5 volt DC.

Bila diperhatikan, sebenarnya pabrikan smartphone berusaha untuk mengatasi isu resistansi ini dengan memperbesar ukuran penampang kabel supaya bisa lebih panjang. Hanya saja, dengan ukuran yang lebih panjang tentu proses pengisian baterai ponsel (Li-ion) akan memakan waktu yang lebih lama. 

Semakin panjang kabel semakin besar nilai resistansinya. Hingga akhirnya di suatu titik, panjang kabel menyebabkan tegangan yang sampai ke port pengisian di bawah tegangan optimal yang diperlukan. Akibatnya pengisian baterai ponsel jadi tak maksimal 100 persen dan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Daya optimal di adaptor charger (dok. istimewa)

Lantaran ukuran kabel asli atau ORI pendek, tak sedikit vendor pihak ketiga menghadirkan ukuran kabel yang lebih panjang. Hanya saja risikonya, kabel tak ORI tentu tak memiliki standarisasi daya yang dibutuhkan. 

Sehingga tak menutup kemungkinan port pengisian daya di ponsel bisa rusak. Entah kelebihan daya dari nilai optimal yang dibutuhkan atau kualitas kabel tidak sesuai standart sehingga bisa menyebabkan konsleting arus listrik.