Bagikan:

JAKARTA – Ho Jun Jia, lelaki asal Singapura yang gunakan data kartu kredit milik Marc Merril, sang Presiden Riot Games. Kabarnya Ho mendapatkan data pribadi Merril di situs berisi konten-konten ilegal dark web, kemudian membelinya. Ho memanfaatkan data kartu kredit Merril untuk aktivitas penambangan cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebagai informasi, Riot Games merupakan perusahaan gim terbesar yang telah membuat sejumlah game populer termasuk Valorant, Wild Rift, League of Legends, dan sebagainya. Setelah mendapatkan data kartu kredit bos Riot Games, lelaki berusia 32 tahun tersebut mencatut identitasnya untuk membayar layanan komputasi awan Amazon Web Service (AWS) dan lainnya. Ho kemudian menggunakan layanan tersebut untuk penambangan kripto.

Dilansir dari YahooNews, Departement of Justice (DOJ) Amerika Serikat menilai tindakan pencurian data milik bos Riot tersebut berlangsung dari tahun 2017 hingga 2018. Pelaku mulai mengakses rekening milik Merril dengan cara memulihkan akses masuk atau log in recovery American Express. Dengan cara tersebut, Ho berhasil mengambil alih akun Merril.

Kemudian pencuri mengalihkan e-mail milik Merrill ke akun baru yang menggunakan nama yang dibikin mirip dengan akun sebelumnya. Aksi Ho tidak berhenti sampai di situ. Dia harus memalsukan SIM milik Merril, lalu mengambil fotonya dari internet untuk diedit dengan menggunakan Photoshop.

Aksinya berlanjut, Ho mendaftarkan akun pengguna baru di AWS pada tanggal 3 November 2017. Pendaftaran tersebut menggunakan data curian milik Merril. Ho dikabarkan telah menggunakan kartu kredit milik Merril untuk membayar tagihan layanan AWS sejumlah 5,2 juta olar AS atau setara Rp74 miliar.

Satu bulan kemudian, pelaku kembali melakukan pembelian layanan AWS bernilai jutaan dolar AS. Tagihan yang ditujukan ke kartu kredit American Express milik Merril akhirnya gagal. Tetap bersikeras, Ho meminta AWS tetap memberikan layanan cloud computing-nya walaupun tidak bisa membayar.

Pada 27 Januari 2018, pihak AWS membekukan akun yang didaftarkan oleh Ho setelah berkali-kali mengirim e-mail berisi tagihan pembayaran dan tidak mendapat balasan. Selain digunakan untuk AWS, Ho juga menggunakan data kartu kredit milik Merril untuk membayar tagihan komputasi awan Google senilai 250.000 dolar AS atau Rp3,5 miliar.

Dengan menggunakan layanan komputasi awan dari berbagai perusahaan besar untuk penambangan kripto, Ho berhasil mendapatkan lebih dari 1.400 Ethereum yang bernilai 818.000 dolar AS hingga 2,1 juta dolar AS sejak November 2017 – Maret 2018.

Ho juga diketahui menjual 203 Ethereum, waktu itu bernilai 347.000 dolar AS atau Rp4,9 miliar. Dia menggunakan sisanya untuk keperluan pribadi. Pada 2019, kepolisan Singapura dan DOJ melakukan investigasi terhadap skandal penipuan tersebut dan berakhir pada dakwaan Ho.

Karena aksi tersebut, Ho didakwa melakukan pelanggaran Undang-Undang Penyalahgunaan Komputer dan Keamanan Siber di Singapura. Hingga saat ini Ho belum mendapat vonis hukuman. Pengadilan akan memutuskan vonis untuknya pada 20 April mendatang.