Bagikan:

JAKARTA – Bursa kripto terbesar di dunia Binance, baru-baru ini, dikabarkan memberi sumbangan dana dalam kripto kepada UNICEF. Donasi tersebut ditujukan untuk membantu anak-anak Ukraina yang menjadi korban perang akibat invasi Rusia ke negara tersebut.

Donasi tersebut diberikan lewat badan amal nirlaba milik Binance yakni Binance Charity. Selain untuk membantu anak-anak, donasi juga ditujukan untuk membantu keluarga Ukraina yang terdampak perang.

Atas donasi tersebut, UNICEF menyampaikan ucapan terima kasih kepada Binance melalui pernyataan resminya. Lembaga di bawah naungan PBB tersebut memastikan bahwa uang tersebut datang pada waktu yang tepat.

Invasi militer Rusia ke Ukraina telah mempengaruhi kehidupan di sana. Sejumlah infrastruktur penting di Ukraina ikut terdampak. Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymir Zelensky telah menyerukan warga sipil supaya bergabung dengan milisi untuk mempertahankan negara.

Dilansir dari CryptoPotato, upaya UNICEF difokuskan pada penyediaan air, pendidikan, dan perlindungan bagi anak-anak; mempromosikan bantuan kesehatan dan kebersihan kepada masyarakat; bekerja dengan pemerintah daerah Ukraina untuk mendukung program bantuan masyarakat; dan mendukung tim bergerak yang menyediakan layanan perlindungan anak.

“Kami berterima kasih atas kolaborasi berkelanjutan kami dengan UNICEF, yang dengan dukungan komunitas Binance, memberikan bantuan darurat untuk membantu meringankan beberapa penderitaan yang dihadapi anak-anak ini dan keluarga mereka,” kata CEO Binance Changpeng Zhao.

Pemerintah Ukraina sendiri secara terbuka meminta donasi kripto kepada komunitas aset digital di dunia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Perdana Menteri Mykhailo Fedorov melalui akun Twitter-nya beberapa waktu lalu.

Pemerintah Ukraina juga menampilkan alamat dompet kripto bagi mereka yang ingin turut serta berdonasi untuk pemerintah. Di antara sejumlah kripto yang bisa digunakan untuk donasi adalah Bitcoin, Ethereum, USDT, Polkadot, Solana, dan yang terakhir kripto meme Dogecoin.

Donasi tersebut ditujukan untuk membantu penyediaan alat-alat militer dan medis Ukraina. Selain itu, Rusia juga mendapat sanksi keuangan dari berbagai negara. Sejumlah kalangan berspekulasi bahwa Rusia memanfaatkan mata uang kripto untuk menghindari sanksi.

Spekulasi tersebut dibantah oleh Zhao. Dia meyakinkan bahwa hampir tidak mungkin bagi Rusia untuk menggunakan cryptocurrency secara efektif untuk menjaga ekonominya tetap bertahan.

“Sebenarnya, kripto terlalu kecil untuk Rusia. Jika kita melihat adopsi crypto hari ini, mungkin ada sekitar 3 persen dari populasi global dengan beberapa jenis eksposur kripto (yaitu, memiliki beberapa kripto). Dari jumlah tersebut, sebagian besar hanya memiliki persentase kecil dari kekayaan bersih mereka di kripto. Kurang dari 10 persen rata-rata. Jadi, mungkin hanya ada kurang dari 0,3 persen dari kekayaan bersih global di kripto hari ini. Persentase ini berlaku sama untuk Rusia,” ujar Zhao.