JAKARTA – Raksasa pertukaran kripto terkemuka di dunia, Binance, telah mendonasikan senilai 3 juta dolar AS (Rp46 miliar) dalam bentuk Binance Coin (BNB) kepada korban gempa bumi Maroko. Donasi yang dilakukan melalui Binance Charity itu justru memicu perdebatan mengenai kripto dalam bantuan kemanusiaan.
Sebagaimana dilaporkan oleh Financial Times, beberapa kritikus menyebutnya sebagai tindakan PR semata, dengan argumen bahwa dalam situasi bencana seperti ini, korban memerlukan kebutuhan mendesak seperti makanan dan air, bukan mata uang kripto.
Meski begitu, CZ Binance, CEO Binance, membela upaya Binance Charity. Ia menjelaskan bahwa mereka mengakui kebutuhan mendesak korban dan berusaha menyediakan bantuan dalam bentuk barang-barang penting, sementara kripto menunjukkan kecepatan dalam respons terhadap bencana.
Binance Charity tidak hanya menyumbang kripto untuk korban bencana, tapi juga menyediakan bantuan langsung dalam bentuk barang-barang penting dan akses ke dana melalui donasi berbasis kripto. Meskipun ada kritik terkait eksklusivitas donasi ini, dengan berfokus pada pengguna Binance yang sudah ada, CZ berpendapat bahwa ini adalah cara untuk memberdayakan individu yang telah memahami penggunaan kripto.
Manfaat dari donasi berbasis kripto mencakup kecepatan, transparansi, dan aksesibilitas. Transaksi BNB Chain dapat terjadi hampir seketika, memberikan kejelasan yang sulit dijangkau oleh transaksi keuangan tradisional. Selain itu, kripto dapat dikonversi ke sebagian besar mata uang lokal, memungkinkan respons krisis yang lebih serbaguna.
BACA JUGA:
Setelah gempa bumi di Maroko, Binance Charity memutuskan untuk mendistribusikan BNB senilai 3 juta dolar AS (Rp46 miliar) secara langsung kepada para korban dan pengguna Binance di Maroko. Mereka juga berjanji akan berkolaborasi dengan organisasi setempat dan mendistribusikan dana yang terkumpul dari publik ke badan amal lokal di Maroko.
Meskipun mendapat kritik, Binance Charity berkomitmen untuk terus memperbaiki pendekatannya berdasarkan data dan masukan dari para ahli. Mereka melihat potensi besar dalam teknologi blockchain untuk memberdayakan individu dan komunitas dalam pembangunan berkelanjutan.
Kepala Binance Charity, Helen Hai, telah menyatakan bahwa 100% dana disalurkan kepada penerima, angka yang tinggi dibandingkan dengan banyak organisasi amal lainnya. Meskipun demikian, Binance Charity akan terus berupaya untuk lebih efektif dalam membantu mereka yang membutuhkan bantuan.