Pencarian Korban Gempa Maroko Berpacu dengan Waktu, AS hingga Qatar Kirimkan Tim Penyelamat
Dampak gempa bumi Maroko. (Wikimedia Commons/alyaoum24)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah negara sahabat siap mengirimkan tim penyelamat dan bantuan ke Maroko, saat otoritas setempat berpacu dengan waktu untuk mencari dan menyelamatkan korban gempa bumi yang melanda negara itu pada Jumat malam pekan lalu.

Gempa bumi berkekuatan 6,8 skala Richter mengguncang Maroko pada Jumat malam. Pusat gempa berada 72 km (45 mil) barat daya Marrakesh, kota yang menjadi pusat peninggalan sejarah masa lalu yang diminati wisatawan dalam dan luar negeri.

Jumlah korban tewas meningkat menjadi 2.122 dengan 2.421 orang terluka, demikian laporan TV pemerintah, seperti melansir Reuters 11 September.

"Dua hingga tiga hari ke depan akan sangat penting untuk menemukan orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan,” kata Caroline Holt, direktur operasi global Federasi Internasional Masyarakat Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC), kepada Reuters.

Holt menambahkan, sistem bantuan internasional telah menunggu undangan dari Maroko untuk memberikan bantuan.

Sementara itu, Spanyol mengatakan 56 petugas penyelamat dan empat anjing pelacak telah tiba di Maroko, sementara tim kedua yang terdiri dari 30 orang dan empat anjing sedang menuju ke sana. Inggris mengatakan pihaknya mengerahkan 60 spesialis pencarian dan penyelamatan dan empat anjing pada hari Minggu, serta tim penilai medis yang terdiri dari empat orang.

Selain Spanyol, Qatar juga mengatakan tim pencarian dan penyelamatannya berangkat ke Maroko.

Dari Amerika Serikat, Presiden Joe Biden mengungkapkan "kesedihannya atas hilangnya nyawa dan kehancuran yang disebabkan oleh gempa tersebut".

"Kami siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan kepada rakyat Maroko,” kata Presiden Biden dalam konferensi pers dari Hanoi, Vietnam.

Sementara itu, seorang pejabat Negeri Paman Sam mengatakan, sebuah tim kecil ahli bencana yang dikirim oleh Amerika tiba di Maroko pada Hari Minggu untuk menilai situasi.

Pun demikian dengan Prancis yang menyatakan siap membantu, sambil menunggu permintaan resmi dari Maroko.

Negara lain yang menawarkan bantuan termasuk Turki, di mana gempa bumi pada Bulan Februari menewaskan lebih dari 50.000 orang.

Diketahui, gempa bumi kali ini adalah gempa paling mematikan di Maroko sejak tahun 1960 ketika gempa bumi diperkirakan menewaskan sedikitnya 12.000 orang.