JAKARTA - Pemerintah Maroko mengumumkan program bantuan untuk membangun kembali sekitar 50.000 bangunan yang rusak akibat gempa bumi dahsyat yang melanda negara itu pekan lalu.
Gempa bumi berkekuatan 6,8 SR mengguncang Maroko, tepatnya di Provinsi Al Houz yang terletak di selatan Kota Tua Marrakesh Jumat pekan lalu, menewaskan sekitar 3.000 orang dan melukai lebih dari 5.600 lainnya.
Mereka yang kehilangan tempat tinggal akan diberikan tempat berlindung sementara di "bangunan yang dirancang tahan terhadap cuaca dingin dan buruk, atau di tempat penampungan yang dilengkapi dengan semua fasilitas yang diperlukan," kata kantor kerajaan setelah pertemuan yang dipimpin oleh Raja Mohamed VI, melansir The National News 15 September.
Pihak berwenang Maroko juga telah memerintahkan bantuan darurat sebesar 30.000 dirham untuk setiap rumah tangga yang terkena dampak bencana, menurut kantor kerajaan.
Lebih jauh dikatakan, ini merupakan tahap pertama dari program yang mencakup sekitar 50.000 rumah yang hancur seluruhnya atau sebagian akibat gempa.
Jumlah orang yang kehilangan tempat tinggal akibat gempa bumi, yang menghancurkan seluruh desa di wilayah pegunungan Atlas Maroko, tidak diketahui secara pasti.
Kantor kerajaan mengatakan 140.000 dirham akan dialokasikan untuk rumah-rumah yang benar-benar runtuh. Sementara untuk rumah yang hancur sebagian, pemerintah menyiapkan 80.000 dirham untuk perbaikan.
BACA JUGA:
Terpisah, Maroko mengizinkan tim penyelamat dari UEA, Spanyol, Inggris dan Qatar untuk datang memberikan bantuan, namun menolak tawaran dari beberapa negara lain, termasuk AS, Prancis dan beberapa negara Timur Tengah.