JAKARTA - Seiring bertambahnya usia, kerutan dini kerap muncul tanpa disadari. Untuk mencegahnya, pola hidup sehat harus diterapkan, termasuk mencoba membatasi waktu di luar angkasa.
Menurut laporan, astronot cenderung memiliki kulit yang kering, bersisik, dan tipis, karena kehabisan minyak alami yang menjaga sel tetap utuh. Namun kerugian dari penerbangan luar angkasa, yang mengubah perilaku gen dan tampaknya mempercepat proses penuaan, bisa menjadi kunci bagi peneliti dermatologis, membuka misteri di balik masalah kulit terkait bertambahnya usia.
Hal ini menarik perhatian perusahaan pasta gigi dengan divisi perawatan kulit yang baru, Colgate-Palmolive. Perusahaan akan menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebagai tempat uji untuk penelitian kulit. ISS adalah laboratorium nasional yang didanai pembayar pajak, jadi NASA sering mengundang kolaborasi penelitian dengan bisnis swasta.
Untuk mendukung penelitian, pelat kultur jaringan kulit manusia telah diluncurkan di atas pesawat ruang angkasa Cygnus Northrop Grumman dengan roket Antares dari Fasilitas Penerbangan Wallops NASA pada 19 Februari 2022.
Spesimen, sel dari donor tunggal dimasukkan ke dalam kapal suplai yang berisi 8.200 pon bahan penelitian dan perlengkapan kru.
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perubahan tingkat molekul dan sel yang mendasari kerusakan kulit dalam sampel yang terpapar gaya berat mikro stasiun ruang angkasa," ungkap Wakil Presiden Colgate Divisi Perawatan Pribadi dan Penelitian dan Pengembangan Kulit, Lia Arvantitidou.
Perbedaan pola molekuler antara jaringan dapat mengungkapkan petunjuk tentang mekanisme biologis yang terjadi ketika tubuh kita secara alami memperbaiki kulit.
Kulit yang sehat membantu mengatur suhu tubuh dan berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi, fungsi penting untuk bertahan dalam misi luar angkasa yang panjang. Sementara perawatan kulit anti-penuaan biasanya mengandalkan Botox atau pengisi wajah.
Arvantitidou mengatakan kulit tipis dan rapuh di antara orang tua di Bumi membuat mereka lebih rentan terhadap luka, memar dan kurang mampu untuk menyembuhkan dari luka daging.
NASA telah lama mengetahui bahwa gravitasi lemah di ISS adalah lingkungan yang penuh tekanan bagi tubuh. Kerusakan kulit adalah bagian normal dari kehidupan di Bumi yang terjadi secara perlahan selama beberapa dekade. Tetapi berada di orbit tampaknya menjadi pendorong utama untuk proses penuaan.
Sebab, astronot terbatas untuk menjaga kebersihan dengan cara yang sama seperti yang mereka bisa lakukan di Bumi. Mereka menggunakan tisu basah untuk mandi dan sampo kering untuk membersihkan rambut mereka.
BACA JUGA:
Tidak ada mesin cuci untuk mencuci pakaian. Menurut tinjauan literatur ilmiah baru-baru ini di Farmakologi dan Fisiologi Kulit, faktor-faktor tersebut lebih sering berkontribusi pada komplikasi kulit.
Kondisi kulit yang dialami kru stasiun luar angkasa selama bertahun-tahun termasuk psoriasis (ruam bersisik), kuku terlepas, dermatitis (iritasi kulit), hipersensitivitas, peradangan folikel rambut, infeksi jamur, virus, bakteri, penyembuhan luka yang tertunda, radang dingin dan kanker kulit.
Sampel Colgate akan terdiri dari sel-sel kulit manusia pada permukaan berpori untuk meniru organisasi 3D jaringan kulit. Set jaringan akan dibekukan setelah interval waktu yang berbeda dari paparan gravitasi lemah di ruang angkasa.
Kemudian, mereka akan disimpan pada suhu -112 derajat Fahrenheit sampai para ilmuwan dapat mempelajari sampel setelah penerbangan luar angkasa mereka. Demikian dilansir dari Mashable, Senin, 21 Februari.