Bagikan:

JAKARTA - Facebook media sosial milik Meta Platform Inc., kembali dilaporkan ke Komisi Keamanan dan Pertukaran (SEC), oleh Whistleblower Aid, organisasi nirlaba yang mewakili pelapor Facebook Frances Haugen.

Aduan tersebut menuduh Facebook, membohongi investor terkait upayanya untuk mengatasi informasi yang salah tentang perubahan iklim dan COVID-19.

Dalam laporan, terdapat dua keluhan yang diajukan. Pertama, menuduh adanya informasi yang salah tentang perubahan iklim yang tersedia di Facebook. Mereka diklaim menolak memerangi perubahan iklim. Ini juga berisi dokumen internal yang merinci pengalaman karyawan sendiri dengan kebohongan terkait iklim di platform.

Seorang karyawan melaporkan pencarian perubahan iklim di tab Watch dan kemudian melihat video yang mempromosikan "misinfo iklim" sebagai hasil kedua. Video tersebut telah mendapatkan 6,6 juta tayangan.

Selain itu, keluhan tersebut juga menyebutkan Pusat Informasi Ilmu Iklim Facebook, yang merupakan pusat informasi perubahan iklim kredibel, diluncurkan platform pada 2020.

Keluhan tersebut merujuk pada catatan internal yang mengklaim pengguna tak tertarik dengan pusat informasi tersebut. Itu artinya, hub tersebut mungkin tidak mencapai tujuan yang diinginkan.

Melansir The Washington Post via The Verge, Senin, 21 Februari, tahun lalu, Meta berusaha untuk memperkuat Pusat Informasi Ilmu Iklim dengan kuis, video, dan fakta tambahan. Tetapi, sebuah studi yang dilakukan beberapa bulan kemudian menemukan penolakan perubahan iklim telah menjadi lebih luas di platform.

Keluhan kedua, menuduh janji Facebook untuk memerangi kesalahan informasi COVID-19 yang tidak sejalan dengan tindakannya. Pengaduan tersebut mengutip dokumen internal yang menunjukkan peningkatan 20 persen informasi yang salah pada April 2020, serta catatan Mei 2020 di mana karyawan menunjukkan keberadaan ratusan kelompok anti-karantina.

Pada Juli lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menuduh Facebook dan platform sosial lainnya membunuh orang dengan informasi yang salah tentang COVID-19 dan vaksinnya.

“Kami telah mengarahkan lebih dari 2 miliar orang ke informasi kesehatan masyarakat yang otoritatif dan terus menghapus klaim palsu tentang vaksin, teori konspirasi, dan informasi yang salah,” ujar Juru Bicara Meta, Drew Pusateri.

“Tidak ada solusi satu ukuran untuk semua untuk menghentikan penyebaran informasi yang salah, tetapi kami berkomitmen untuk membangun alat dan kebijakan baru untuk memeranginya," imbuhnya.