JAKARTA - Perusahaan teknologi asal Israel, ThetaRay, akan melisensikan alat pendeteksi kejahatan keuangan yang memantau transaksi perbankan koresponden ke bank Emirati, Mashreq, Senin 14 Februari.
Menurut Kepala Eksekutif ThetaRay, Mark Gazit, ini adalah perjanjian lisensi secara langsung yang pertama antara ThetaRay dengan bank dari Uni Emirat Arab. Sayang ia menolak untuk mengungkapkan biaya tahunan dari kesepakatan itu.
Dalam kontrak ini, Mashreq, akan memiliki akses pada alat yang dikembangkan Israel yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi ancaman siber keuangan seperti pencucian uang atau penipuan sehingga pengguna dapat mengambil tindakan terhadap transaksi yang mencurigakan.
"Ini hampir seperti mesin pemindai," kata Gazit kepada Reuters.
Mashreq yang berkantor pusat di Dubai, di masa lalu telah membayar denda karena melanggar sanksi AS. Mereka mengatakan dengan teknologi dari ThetaRay, akan menjadi solusi yang memungkinkan bank untuk "secara efektif menggagalkan risiko kejahatan keuangan di ruang pembayaran lintas batas yang semakin kompleks."
BACA JUGA:
UEA, pusat keuangan dan perdagangan Timur Tengah, dalam beberapa tahun terakhir telah memperketat peraturan perbankan dan keuangan. Otoritas di UEA mendesak bank untuk meningkatkan upaya anti pencucian uang guna mengatasi persepsi bahwa itu adalah negara itu menjadi hotspot untuk uang haram.
Gazit juga berharap kesepakatan dengan Mashreq akan membuka jalan bagi lebih banyak kontrak di UEA dan negara-negara Arab lainnya atas teknologi yang mereka miliki.
Israel dan UEA pada tahun 2020 telah menjalin hubungan di bawah kesepakatan yang ditengahi AS yang diperluas ke Bahrain, Maroko, dan Sudan.
Gazit juga mengatakan bahwa perusahaan tersebut berencana untuk tetap menjadi perusahaan swasta dalam waktu dekat dan dapat segera meningkatkan "sisi yang lebih tinggi" dari puluhan juta dolar untuk membantunya memperluas dan membangun kapasitas.