JAKARTA - Facebook kembali memerangi berita palsu atau atau hoaks di platformnya. Perusahaan itu kini membatasi fitur jumlah penerusan pesan (forward message) pada aplikasi Messenger-nya.
Mengutip Slashgear, Jumat 4 Agustus, pengguna yang menggunakan aplikasi tersebut hanya dapat meneruskan pesan ke lima orang pada satu waktu. Jika mencoba menambahkan pengguna baru ke daftar forward, aplikasi akan menampilkan pemberitahuan "batas penerusan telah habis."
"Membatasi penerusan adalah cara yang efektif untuk memperlambat penyebaran informasi yang salah viral dan konten berbahaya yang berpotensi menyebabkan bahaya di dunia nyata," ungkap Jay Sullivan, Direktur Manajemen Produk, Privasi dan Keamanan Messenger.
Diketahui, jejaring sosial milik Mark Zuckerberg itu memiliki alasan tersendiri untuk membatasi fitur forward pesan. Sebab, meneruskan sebuah pesan sangat mudah sehingga banyak orang menerima begitu saja, dan tidak mengetahui betapa bahayanya pesan tersebut.
BACA JUGA:
Tidak semua orang meluangkan waktu untuk menganalisis isi pesan, terutama jika pesan itu berasal dari seseorang yang mereka percaya. Itu membuatnya terlalu mudah untuk menyebarkan informasi palsu.
WhatsApp memiliki masalah ini tahun lalu dan langsung menerapkan aturan berapa kali pesan dapat diteruskan. Beberapa bulan yang lalu, WhatsApp juga mengalami lonjakan informasi yang salah secara tiba-tiba tentang COVID-19.
Saat ini, penambahan fitur tersebut dilakukan menjelang pemilihan besar di Selandia Baru dan Amerika Serikat (AS) demi menghalau informasi yang salah. Selain itu, cara kerjanya pun sangat mirip dengan batas pesan penerusan yang tersedia di WhatsApp.
Sebelumnya pada 2018, Facebook membawa fitur serupa ke WhatsApp di India, diperluas ke pasar global pada Januari tahun lalu. Sementara itu, pada April, WhatsApp mempersempit batas pesan yang sering diteruskan menjadi satu obrolan dalam satu kali pengiriman.