JAKARTA – Trader veteran sekaligus penemu indikator Bollinger Bands, John Bollinger baru-baru ini mengunggah postingan Twitter yang menyatakan bahwa dirinya membeli sejumlah kecil kripto terbesar kedua, Ethereum.
Dilansir dari U.Today, sosok dibalik indikator “Bollinger Bands” tersebut mengklaim bahwa pembelian Ethereum yang dilakukannya merupakan sebuah “posisi percobaan.” Bollinger menjelaskan bahwa pola bullish pada grafik enam jam Ethereum mendorongnya untuk melakukan pembelian ETH.
Bersamaan dengan itu, John Bollingers memperingatkan para pengikutnya bahwa hal tersebut bukan “perdagangan dengan kepercayaan tinggi.” Dia juga menambahkan bahwa waktu pembelian ETH yang dilakukannya mungkin bukan yang terbaik.
I bought a little $ethusd, a trial position, last night, with a close stop--well close for crypto... I liked the pattern on the six hour and have been looking for an entry. Not a high confidence trade and I am probably early, but toe is in and I am focused now.
— John Bollinger (@bbands) January 27, 2022
BACA JUGA:
Data dari Coingecko menunjukkan bahwa saat penulisan ETH diperdagangkan di level Rp34.914.972, naik 0,2 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan dalam satu pekan kripto Ethereum mengalami penurunan harga sebesar 19,3 persen.
Selain itu, Bollinger juga mendorong para pengikutnya untuk memperhatikan grafik Ethereum di ambang koreksi. Harga tertinggi sepanjang masa (ATH) Ethereum berada di Rp69.532.233 yang tertoreh pada 10 November 2021 lalu. Hingga saat ini Ethereum menempati posisi kedua setelah Bitcoin sebaga mata uang kripto terbesar di dunia.