Bagikan:

JAKARTA - Bitcoin (BTC) kembali mencuri perhatian publik dengan kenaikan harga yang luar biasa dalam beberapa waktu terakhir. Aset digital paling populer ini berhasil menembus level tertinggi tahun ini di 48.969,37 dolar AS atau sekitar Rp 764,7 juta pada awal Februari 2024. Banyak ahli pasar yang optimistis bahwa ini adalah awal dari tren bullish yang berkelanjutan.

Salah satu yang memberikan analisisnya adalah John Bollinger, trader legendaris yang menciptakan indikator teknikal Bollinger Bands (BB). Melalui akun Twitter-nya, dia membagikan grafik BTCUSD dan mengatakan bahwa Bitcoin sedang bergerak di bagian atas BB. Ini menunjukkan bahwa Bitcoin sedang dalam kondisi overbought dan berpotensi naik lebih tinggi.

Namun, Bollinger juga mengingatkan bahwa ada kemungkinan divergensi di masa depan, yang berarti bahwa Bitcoin bisa mengalami penurunan harga setelah mencapai puncaknya. Dia menyarankan para investor untuk berhati-hati dan mengikuti perkembangan pasar.

Pada saat tulisan ini dibuat, Bitcoin diperdagangkan di 47.213,46 dolar AS atau sekitar Rp 737,9 juta, turun 0,77% dalam 24 jam terakhir. Meski begitu, Bitcoin masih mencatat kinerja positif sejak awal tahun ini dengan kenaikan lebih dari 11%.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Bitcoin

Harga Bitcoin dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor internal antara lain adalah jumlah pasokan dan permintaan Bitcoin, aktivitas penambangan, biaya transaksi, dan inovasi teknologi. Beberapa faktor eksternal antara lain adalah regulasi, sentimen pasar, adopsi, dan persaingan dengan kripto lainnya.

Salah satu faktor internal yang dianggap penting adalah halving Bitcoin, yaitu pengurangan separuh jumlah Bitcoin yang diberikan kepada penambang sebagai imbalan setiap empat tahun sekali. Halving terakhir terjadi pada Mei 2020, yang menurunkan imbalan dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC per blok. Halving berikutnya diperkirakan akan terjadi pada tahun 2024, yang akan menurunkan imbalan menjadi 3,125 BTC per blok.

Halving Bitcoin bertujuan untuk mengontrol pasokan Bitcoin yang terbatas, yaitu hanya 21 juta koin. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 19 juta koin yang ditambang. Dengan halving, jumlah Bitcoin baru yang masuk ke pasar akan berkurang, sehingga diharapkan akan meningkatkan harga Bitcoin karena permintaan melebihi pasokan.