Akun WeChat PM Morrison Dicuri Picu Ketegangan Australia dan China, Ini Penyebabnya!  
Perdana Menteri Australia Scott Morrison, akun WeChat-nya dicuri. (foto: dok. twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah perusahaan teknologi China yang kurang dikenal yang mengambil alih akun media sosial WeChat yang dibuat untuk Perdana Menteri Australia Scott Morrison. Mereka mengatakan pada Senin, 24 Januari bahwa mereka ingin membeli akun dengan basis penggemar yang besar di Australia, dan tidak menyadari bahwa itu milik dari PM Morrison.

Politisi Australia mengatakan kantor Morrison kehilangan akses ke akun di platform, yang dimiliki oleh raksasa teknologi China Tencent Holdings Ltd, beberapa bulan lalu. Para politisi mengklaim langkah itu mewakili penyensoran di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik antara Canberra dan Beijing saat agenda pemilihan nasional yang akan diadakan di Australia pada Mei 2022.

Akun, yang memuat foto Morrison dan memposting informasi tentang kebijakannya dalam bahasa Mandarin yang ditargetkan untuk pemilih Australia keturunan etnis China tersebut, memiliki 76.000 pengikut.

Akun tersebut diubah namanya menjadi 'Australia China New Life' pada bulan Januari ini oleh pemilik barunya di China, Fuzhou 985 Technology. Perusahaan , yang berbasis di provinsi Fujian, yang memberi tahu pengikut bahwa akun tersebut akan mempromosikan kehidupan Tionghoa di Australia.

Seorang karyawan dari Fuzhou 985 Technology, yang hanya memberikan nama belakangnya sebagai Huang, mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa mereka tidak mengetahui bahwa akun tersebut sebelumnya terhubung dengan Morrison.

Dia mengatakan pemindahan kepemilikan dilakukan dengan seorang pria berkebangsaan China yang tinggal di Fuzhou, yang identitasnya tidak dia ungkapkan.

"Kami pikir akun ini memiliki basis penggemar yang besar, jadi kami memutuskan untuk membelinya," kata Huang, seraya menambahkan bahwa perusahaan sedang mencari akun yang target audiensnya adalah komunitas Tionghoa di Australia. Dia menolak untuk mengatakan berapa banyak perusahaannya telah membayar untuk mengambil alih akun tersebut.

Dua partai politik besar Australia selama ini telah menggunakan platform media sosial China untuk berkomunikasi dengan pemilih Australia dari etnis China di pemilih yang diperebutkan secara ketat sejak 2019. Partai Liberal yang berkuasa akan menggunakan akun Morrison untuk mempromosikan kebijakannya selama perayaan Tahun Baru China mulai 1 Februari

Baik Partai Liberal dan oposisi utama, Partai Buruh, membuat akun WeChat untuk para pemimpin mereka melalui agen outsourcing. Akun Scott Morrison didaftarkan pada 2019 menggunakan nama warga negara China di China daratan sebagai operator akunnya, demikian catatan WeChat menunjukkan dan sumber pemerintah mengonfirmasi hal ini.

Menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, Agensi yang menangani akun media sosial Morrison mengaku telah kehilangan akses ke akun tersebut sejak Juli lalu. Mereka lalu mengirim email ke WeChat pada 10 Januari mengatakan bahwa akun itu bertindak atas nama Perdana Menteri, dan meminta akun itu untuk dikembalikan. Mereka menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah ini.

Sementara itu tidak ada tanggapan yang diberikan oleh Tencent terkait masalah ini. Tentunya ini makin merpermuit masalah.

Dalam sebuah pernyataan pada Senin lalu, seperti dikutip oleh Reuters, Tencent mengatakan, "Ini tampaknya merupakan perselisihan tentang kepemilikan akun. Akun tersebut awalnya didaftarkan oleh individu RRT (Cina) dan kemudian ditransfer ke operatornya saat ini, sebuah perusahaan layanan teknologi."

Tencent menambahkan perselisihan akan ditangani "sesuai dengan aturan platform kami", dan mereka berjanji akan menyelidiki masalah ini lebih lanjut.

Di Beijing, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan pada konferensi pers reguler pada Senin lalu bahwa, "Masalah akun WeChat politisi Australia adalah antara mereka dan WeChat."

Sementara itu Senator Liberal, James Paterson, Ketua Komite Gabungan Parlemen untuk Intelijen dan Keamanan, mengatakan kepada media bahwa insiden itu adalah contoh "penyensoran" dan "campur tangan asing".

"Ada 1,2 juta warga Australia keturunan China yang menggunakan layanan ini secara berlebihan dan sekarang tidak dapat lagi mengakses berita dan informasi dari Perdana Menteri mereka," katanya di radio Australia, Senin, 24 Januari.

Fergus Ryan, analis senior di Institut Kebijakan Strategis Australia, mengatakan memiliki akun WeChat Perdana Menteri yang terdaftar atas nama warga negara China "selalu berisiko dan keliru", dan tampaknya merupakan pelanggaran aturan WeChat.

Di Fuzhou 985 Technology, Huang mengatakan perusahaan berencana untuk menghapus konten akun, tetapi akan menunggu konfirmasi.

"Awalnya kami ingin menghapus [postingan Morrison sebelumnya], sekarang kami dihadapkan pada situasi ini, kami hanya bisa menunggu jawaban terakhir dari Tencent," katanya..