Pakar Geologi Peringatkan Letusan Besar Susulan Bisa Saja Terjadi di Hunga Tonga
Inilah Gunung berapi bawah laut bernama Hunga Tonga-Hunga Ha'apai, yang sebabkan tsunami. (foto; Shane Cronin)

Bagikan:

JAKARTA – Gunung berapi bawah laut bernama Hunga Tonga-Hunga Ha'apai,  yang meletus di dekat Tonga dan menimbulkan tsunami, bisa meletus lagi dalam beberapa hari, Hanya saja ledakan Sabtu, 15 Januari 2021,  kemungkinan adalah ledakan terbesar yang terjadi saat ini.

Shane Cronin, Profesor Ilmu Bumi di Universitas Auckland, telah menghabiskan enam malam berkemah di gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai setelah serangkaian letusan terakhirnya pada tahun 2015.

Sebagai bagian dari tim ahli, Dr Cronin menjalankan tes di seluruh area untuk mempelajari perilaku vulkanik yang terjadi di bawah permukaan laut dan menentukan kemungkinan letusan di masa depan. Tim menemukan bukti "letusan yang besar" biasanya terjadi kira-kira setiap 1.000 tahun.

Sementara laporan terakhir menyebutkan letusan besar terakhir yang terjadi sekitar tahun 1100 lalu, maka sepertinya daerah itu menuju urutan letusan skala besar lainnya.

Minggu ini, rangkaian yang dimulai dengan letusan kecil yang menembakkan asap dan abu ke udara memuncak dalam gelombang besar yang terekam dalam rekaman satelit pada hari Sabtu.

"Ketika saya melihat endapan masa lalu dari gunung berapi ini ... ada bukti banyak, banyak letusan selama setiap episode tersebut," kata Dr Cronin. "Jadi masih mungkin ada lebih banyak letusan lagi yang akan datang dalam cerita ini."

Sementara itu letusan terbaru ini bisa disebut " letusan yang besar", namun Dr Cronin mengatakan ada kemungkinan bahwa letusan "yang semakin besar" bisa menyusul.

Selama akhir pekan, peringatan Tsunami dikeluarkan di sebagian besar Pasifik, termasuk Selandia Baru, Kanada, dan AS.

Sedikit informasi bisa diketahui tentang tingkat kerusakan atau cedera yang diterima dari Tonga, yang terdapat sekitar 105.000 penduduk, karena akses internet terganggu setelah letusan dan tsunami tersebut.

Internet ke Tonga mengalir melalui kabel bawah laut dari Suva di Fiji. Dr Cronin mengatakan kabel itu sendiri bisa saja rusak atau padam karena kekurangan listrik di seluruh pulau yang disebabkan oleh hujan abu lebat yang juga menghitamkan langit.

Video yang diposting ke media sosial menunjukkan gelombang besar menyapu pantai di daerah pesisir di Pasifik, berputar-putar di sekitar rumah, gereja, dan bangunan lainnya.

Gambar satelit juga menunjukkan letusan besar, dengan gumpalan abu, uap, dan gas naik seperti jamur di atas perairan Pasifik yang biru.