JAKARTA - Setelah menunggu berbulan-bulan lamanya, Microsoft akhirnya akan melakukan penyelidikan tentang bagaimana menanggapi pelecehan seksual di tempat kerja dan diskriminasi gender, termasuk penanganan tuduhan tentang pendirinya, Bill Gates.
Hal itu dilakukan Microsoft lantaran diminta oleh para investornya. Hampir 78 persen pemegang saham pada pertemuan tahunan perusahaan 30 November tahun lalu, memilih untuk menuntut akuntabilitas lebih dalam menangani keluhan pelecehan seksual di tempat kerja.
“Kami berkomitmen tidak hanya untuk meninjau laporan tetapi belajar dari penilaian sehingga kami dapat terus meningkatkan pengalaman karyawan kami,” ungkap CEO Microsoft, Satya Nadella, dalam keterangan resminya.
Tahun lalu, The Wall Street Journal pernah melaporkan bahwa para dewan Microsoft menyewa firma hukum pada 2019 untuk memeriksa Gates setelah seorang insinyur Microsoft mengatakan dalam sebuah surat bahwa dia memiliki hubungan seksual alias perselingkuhan dengan Gates selama beberapa tahun.
Gates sendiri akhirnya mengundurkan diri dari dewan pada tahun 2020, tetapi bukan karena skandal tersebut, dia memilih untuk lebih berfokus pada organisasi filantropinya bersama sang istri kala itu, Melinda Gates yang kini sudah menjadi mantan istrinya.
Sebenarnya, permintaan atau tekanan dari investor untuk mengubah kebijakan perusahaan jarang berhasil. Mereka meminta perusahaan untuk menyelidiki kebijakan pelecehan dan merilis laporan publik tentang peristiwa itu. Tetapi, Microsoft telah mendesak pemegang saham untuk menolak proposal tersebut.
Namun, perusahaan investasi di balik proposal itu, Arjuna Capital yang berbasis di Massachusetts, menyatakan senang dengan tanggapan perusahaan sejak pemungutan suara yang menang.
"Saya sebenarnya cukup terkesan dengan bagaimana Microsoft telah menindaklanjuti komitmen mereka sejak pertemuan tahunan," kata salah satu pendiri Arjuna Capital, Natasha Lamb, seperti dikutip dari ABC News, Jumat, 14 Januari.
BACA JUGA:
Lamb mengatakan dia telah berbicara dengan Microsoft tentang bagaimana penyelidikan akan dilanjutkan. Dewan memberi wewenang kepada perusahaan untuk menyewa firma hukum seperti Arent Fox untuk melakukan peninjauan.
“Kekhawatiran kami bukan hanya apa yang terjadi dengan Microsoft di masa lalu, tetapi apakah perilaku itu sedang ditangani dan dikurangi ke depan. Pada akhirnya, dari sudut pandang investor, ini adalah tentang bagaimana perusahaan memperlakukan karyawannya dan apakah mampu menarik dan mempertahankan bakat," tutur Lamb.
Raksasa teknologi yang berbasis di Redmond, Washington, AS itu menjelaskan laporan publiknya akan mencakup penilaian efektivitas kebijakannya terhadap pelecehan dan diskriminasi.
Tak hanya itu, Microsoft juga akan merangkum hasil investigasi atas tuduhan pelecehan terhadap anggota dewan dan pemimpin senior, termasuk penanganan investigasi Gates tahun 2019, dan akan menguraikan langkah-langkah untuk meminta pertanggungjawaban para pemimpin.