Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah menganggarkan biaya sekitar Rp30,5 triliun yang dialokasikan untuk pengembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) di tahun 2021. Alokasi anggaran ini akan dipergunakan untuk menyambungkan lebih dari 12.000 desa dengan jaringan internet 4G. 

Menurut Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Samuel Pangerapan, transformasi digital tak bisa dilakukan tanpa sokongan dana dan infrastruktur yang memadai. 

Catatan kementerian, terdapat 12.548 desa atau kelurahan di Indonesia yang belum terjangkau sinyal 4G, dengan rincian 9.113 lokasi berada di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T). Daerah-daerah tersebut tersambung ke jaringan 2G sehingga baru bisa mendapatkan layanan seluler berupa telepon dan SMS.

Semuel menyatakan tahun depan, kementerian akan menyelesaikan sinyal 4G di sekitar 4.000 titik. Program ini ditargetkan bisa menjangkau seluruh titik hingga 2022. "Diharapkan pada 2022 semua desa di Indonesia sudah terlayani 4G," kata Semuel, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 25 Agustus.

Pembangunan infrastruktur, seperti dikatakan Semuel, merupakan hal dasar untuk transformasi digital, setelah itu, Indonesia memerlukan regulasi agar transformasi digital sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, bahwa hal tersebut akan melindungi bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum.

Selain kedua hal tersebut, masih dalam rangka mendorong transformasi digital di Indonesia, perlu dilakukan manajemen konten, termasuk moderasi konten dan tindakan hukum jika memenuhi unsur pelanggaran hukum.

Semuel menggarisbawahi salah satu unsur penting dalam transformasi digital adalah kemampuan sumber daya manusia sehingga pemerintah gencar melakukan literasi digital. "Kalau tidak ada SDM, kita hanya jadi penonton," kata Semuel.

Di tingkat dasar, kementerian menargetkan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang, dengan harapan mereka akan menularkan kemampuannya kepada orang-orang di sekitarnya.

"Target 50 juta orang sampai 2024, mereka memahami apa itu ruang digital, kemampuan-kemampuan dasar," kata Semuel. Untuk tingkat menengah (intermediate), Kominfo mengadakan program Gerakan 1000 Startup dan Digital Talent Scholarship.

Sementara untuk tingkat lanjut (advanced), pemerintah mengadakan program antara lain sekolah tingkat S2 dan S3 keluar negeri. Setelah memiliki SDM, Kominfo berusaha agar teknologi penunjang dapat hadir di Indonesia, seperti kecerdasan buatan, robot, analisis big data, cetak tiga dimensi dan komputasi awan.