Kanada Berniat Terapkan Pajak untuk Layanan Digital, <i>Big Tech</i> AS Keberatan
Perusahaan aplikasi digital asal AS keberatan dengan rencana pemerintah Kanada. (foto: pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Kanada menyatakan siap untuk mengenakan pajak pada perusahaan yang menyediakan layanan digital jika diperlukan. Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Keuangan Kanada, pada Selasa 14 Desember dalam sebuah pengumuman, yang diprediksi akan mengganggu Big Tech asal Amerika Serikat.

Kanada meluncurkan langkah yang diusulkan dalam anggaran April lalu dan mengatakan bahwa hal itu akan tetap di tempatnya sampai negara-negara besar datang dengan pendekatan terkoordinasi pada perpajakan raksasa digital seperti Alphabet Inc Google  dan Facebook Inc.

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sejak itu telah menyetujui pendekatan bersama untuk memastikan perusahaan-perusahaan tersebut membayar bagian pajak mereka, tetapi sebuah perjanjian untuk menegakkan hal ini belum dilaksanakan.

Dalam pembaruan fiskal, Kementerian Keuangan Kanada mengatakan pajak baru akan dikenakan 1 Januari 2024 jika perjanjian internasional tidak berlaku. Dalam hal itu, pajak akan terutang atas pendapatan yang diperoleh per 1 Januari 2022.

"Ini adalah harapan tulus pemerintah bahwa implementasi tepat waktu dari sistem internasional baru akan membuat ini tidak perlu," kata pembaruan itu seperti dikutip oleh Reuters.

Google mengungkapkan kekecewaannya. “Sebuah langkah oleh Kanada untuk mengenakan pajak akan merusak konsensus multilateral dan menaikkan harga untuk Kanada. Kami berharap mereka akan mempertimbangkan kembali," kata juru bicara Jose Castaneda, seperti dikutip Reuters.

Sementara itu pihak Washington sangat menentang gagasan itu. Perwakilan Dagang AS, Katherine Tai, mendesak rekannya dari Kanada pada bulan Juli untuk membatalkan proposal tersebut.

"Dalam periode meningkatnya ketegangan perdagangan, ini adalah pandangan lain terhadap Amerika Serikat," kata Mark Agnew dari Kamar Dagang Kanada melalui email.

Kanada pekan lalu juga mengancam akan mengenakan tarif pada berbagai barang asal Amerika Serikat kecuali jika legislator AS menolak rencana untuk menawarkan kredit pajak pada kendaraan listrik buatan Amerika.

Perang dagang kecil antara kedua negara ini memang sering kali muncul, yang terkadang memanaskan hubungan antara kedua negara yang bertetangga.