JAKARTA - Data pribadi yang dicuri dari pembuat turbin angin Vestas oleh peretas dalam apa yang disebut serangan ransomware bulan lalu, kini telah dipublikasikan, kata perusahaan itu pada Rabu malam, 8 Desember.
Sebelumnya, sebuah insiden keamanan siber pada 19 November memaksa Vestas untuk mematikan sistem IT di beberapa unit bisnis dan lokasi untuk mengatasi masalah tersebut. Perusahaan Denmark ini mengatakan dapat melanjutkan operasi tetapi data itu telah dikompromikan atau telah diakses oleh pihak tertentu tanpa izin untuk dimodifikasi.
"Para peretas berhasil mengambil data dari sistem berbagi file internal yang disusupi dan telah membuat beberapa data yang dikompromikan menjadi publik," kata Vestas dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.
Ia menambahkan bahwa sebagian besar data yang disusupi mencakup informasi pribadi seperti nama, detail kontak, dan CV, tetapi juga beberapa kasus informasi yang lebih sensitif seperti nomor jaminan sosial dan informasi rekening bank.
“Karena potensi risiko yang diakibatkan oleh kebocoran data pribadi, Vestas mendorong seluruh karyawan dan mitra bisnis untuk terus waspada terhadap indikasi penyalahgunaan data pribadi mereka,” katanya.
BACA JUGA:
Ransomware, yang telah mendominasi ancaman keamanan siber tahun ini, mengenkripsi data korban dan dapat mencakup mengunci jaringan organisasi atau mencuri data.
Biasanya peretas akan menawarkan kunci kepada korban dengan imbalan pembayaran cryptocurrency yang dapat mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan dolar.
Hal ini membuat sistem keamanan siber yang canggih dan terus update, menjadi tuntutan mutlak dalam dunia digital. Selain itu kewaspadaan tingkat tinggi juga diperlukan agar data penting harus terlindungi dari aksi peretasan.