JAKARTA - Kelompok peretas Lockbit, yang dikenal dengan metodenya memeras korban dengan mencuri dan melepaskan data, telah mempublikasikan data internal dari Boeing, salah satu kontraktor pertahanan dan antariksa terbesar di dunia, pada Jumat 10 November.
Pada Oktober, para peretas mengancam untuk melepaskan "sejumlah besar" data sensitif dari raksasa aerospace tersebut jika Boeing tidak membayar tebusan pada tanggal 2 November. Sebuah kiriman di situs web Lockbit menyatakan bahwa data dari Boeing telah dipublikasikan pada Jumat pagi, namun belum dapat dikonfirmasi dengan pasti bahwa itu adalah data Boeing.
Boeing, dalam pernyataannya, mengonfirmasi bahwa "elemen-elemen" bisnis suku cadang dan distribusi perusahaan telah mengalami insiden keamanan siber. Meskipun mereka menyatakan keyakinan bahwa kejadian ini tidak membahayakan pesawat atau keselamatan penerbangan, Boeing menolak memberikan komentar apakah data sensitif, termasuk pertahanan, yang telah diperoleh oleh Lockbit.
BACA JUGA:
Lockbit ransomware, yang pertama kali muncul di forum kejahatan siber berbahasa Rusia pada Januari 2020, telah terdeteksi di seluruh dunia, di mana organisasi di Amerika Serikat, India, dan Brasil menjadi sasaran mereka. Kelompok ini telah menyerang 1.700 organisasi di Amerika Serikat, menurut U.S. Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA).
Pada Kamis, 9 November, cabang Amerika dari Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) juga diserang oleh ransomware yang mengganggu perdagangan di pasar obligasi Amerika Serikat. Beberapa ahli ransomware dan analis menyebutkan bahwa Lockbit diduga berada di balik serangan tersebut, meskipun halaman web gelap kelompok tersebut, di mana biasanya mereka memposting nama-nama korban, tidak menyebutkan ICBC.