JAKARTA - Astronot kembali panen cabai di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ini adalah cabai paprika kedua yang ditanam di stasiun tersebut, dan mengakhiri salah satu eksperimen paling menantang dalam menanam tumbuhan di luar angkasa hingga kini.
Beberapa tanaman lain, selain cabai, juga turut ditanam di ISS sebelumnya, seperti sayuran hijau dan lobak, tetapi percobaan menanam cabai menurut astronot jauh lebih menantang daripada tanaman lainnya.
Hal itu karena cabai merupakan tanaman berbunga dan memerlukan waktu tumbuh selama 137 hari, dibandingkan dengan tanaman lainnya yang hanya memerlukan satu atau dua bulan saja.
Seperti sebelumnya, cabai ditanam di Advanced Planet Habitat ISS sebagai bagian dari eksperimen yang disebut Plant Habitat-04.
🌶️ These peppers are breaking records!
The longest plant experiment in the history of the @Space_Station ended recently, 137 days after it began. Learn more about the peppers harvested from Plant Habitat-04 & how they added some spice to the orbiting lab: https://t.co/CfTiPk7r1Q pic.twitter.com/NSKC5Qt9ch
— NASA's Kennedy Space Center (@NASAKennedy) December 1, 2021
“PH-04 mendorong produksi tanaman luar angkasa mutakhir secara signifikan. Dengan percobaan ini, kami mengambil kultivar ladang cabai Hatch dari New Mexico, mengerdilkannya agar sesuai dengan habitat tanaman, dan menemukan cara produktif menumbuhkan tanaman buah pertama yang diakui secara umum di luar angkasa," ungkap peneliti utama PH-04 dari Kennedy Space Center NASA di Florida, Matt Romeyn.
Dilansir dari Digital Trends, Senin, 6 Desember, batch pertama cabai dipanen pada 29 Oktober lalu dan diolah menjadi taco lezat untuk kru di ISS. Salah satu keuntungan besar menanam cabai adalah rasa pedasnya menarik bagi para astronot, yang sering meminta bumbu seperti saus pedas untuk membuat makanan mereka lebih berselera.
BACA JUGA:
“Tingkat kegembiraan pada panen pertama dan taco luar angkasa belum pernah terjadi sebelumnya bagi kami. Semua indikasi adalah beberapa buah berada di sisi yang lebih pedas, yang tidak terduga, mengingat efek yang tidak diketahui dari gaya berat mikro pada tingkat capsaicin paprika," ujar Romeyn.
Selain memberikan manfaat kesehatan fisik dari sayuran segar, merawat tanaman kemudian memanen dan memakannya juga dapat bermanfaat secara psikologis bagi para astronot. Membuat mereka memiliki kegiatan yang menyenangkan di ISS.
“Manfaat terbesar yang saya lihat secara pribadi adalah dampak menanam tanaman terhadap kru. Mereka begitu asyik saat berinteraksi dengan tanaman, apalagi kalau itu tanaman pangan seperti paprika," tutur manajer proyek PH-04, Nicole Dufour.
"Kami menemukan kru memeriksa tanaman dan melihat paprika setiap hari. Itu bukan sesuatu yang kami minta mereka lakukan, mereka hanya ingin karena mereka sangat menikmatinya," imbuhnya.