JAKARTA - Imbas krisis semikonduktor secara global ternyata juga memengaruhi Nintendo dalam memproduksi konsol gimnya, Switch. Terutama konsol terbarunya, OLED yang diluncurkan bulan lalu.
Oleh karena itu, Nintendo hanya akan memproduksi Switch 20 persen lebih sedikit dibandingkan dengan tujuan awalnya 30 juta konsol untuk tahun fiskal hingga 31 Maret 2022.
Perusahaan mengatakan, mereka hanya bisa menyediakan 24 juta unit hingga akhir Maret 2022, jumlahnya kurang dari 25,5 juta yang diberikan kepada investor pada Mei lalu. Nintendo memang kekurangan chip, tetapi tidak menyebabkan Switch OLED kehilangan dukungan video 4K. Tekanan tersebut hanya membuat perusahaan tidak memenuhi proyeksi pasar mereka.
Seorang juru bicara Nintendo mengatakan kepada Reuters, Rabu, 3 November, bahwa pasokan dan permintaan suku cadang semikonduktor sangat ketat, dan memengaruhi produksi Switch. Saat ini, perusahaan sedang mengevaluasi dampak pada produksinya.
"Berkenaan dengan risiko bisnis, dampak lanjutan dari COVID-19 dan kelangkaan semikonduktor global menciptakan keadaan ketidakpastian yang berkelanjutan, dengan kemungkinan dampak masa depan pada produksi dan pengiriman. Meskipun ada risiko ini dan risiko tak terduga lainnya, kami terus mengambil semua tindakan yang diperlukan dalam menjalankan bisnis," ungkap Nintendo.
BACA JUGA:
Menurut laporan Nikkei Asia, Switch mengalami penurunan 37 persen dalam penjualan September ini, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Permintaan Switch meningkat pesat di tengah pandemi COVID-19.
Hal ini karena orang-orang mencari hiburan saat di rumah saja. Hal ini diperkuat oleh laporan bahwa Nintendo telah berjuang untuk memenuhi permintaan untuk model Switch OLED di Jepang khususnya, dengan banyak pengecer di negara tersebut harus menggunakan sistem lotere karena persediaan yang terbatas. Switch mengambil tempat sebagai konsol terlaris di AS dari 2019 hingga awal 2021, hanya untuk dikalahkan oleh PS5, yang menjual lebih sedikit unit daripada Switch.