Bagikan:

JAKARTA - Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia dihiasi oleh sejumlah merek otomotif yang berinvestasi dalam segmen kendaraan listrik menyusul beberapa brand dari China seperti Wuling, BYD, Chery, dan lainnya.

Bahkan, ada sejumlah merek luar lainnya yang melihat potensi pasar kendaraan listrik dan juga dikabarkan akan segera masuk ke pasar tanah air.

Hal ini dikonfirmasi oleh Ketua Bidang Marketing & Promosi Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Adrianto Gani, mengatakan ada beberapa brand yang sedang mempertimbangkan untuk masuk ke pasar Indonesia.

“Memang benar ada beberapa calon investor dari luar yang sedang menimbang peluang investasi di Indonesia,” kata Adrianto saat ditemui media di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu, 4 September.

Selain itu, Periklindo dalam waktu dekat akan mengadakan Periklindo Electric Vehicle Conference 2024 yang berlangsung di Bali pada 12-13 September dengan tujuan menarik investor dari berbagai merek luar.

Tak hanya itu, organisasi tersebut juga turut mengajak tiga merek asal China yang merupakan pabrikan mobil listrik, seperti Nio, Changan, dan Hongqi untuk turut serta dalam konferensi ini.

“Kita memberikan tempat, mereka boleh kemukakan kelebihan masing-masing produk. Seres juga akan hadir termasuk Nio, Changan, lalu ada Hongqi, kita berikan tempat agar mereka bisa melihat Indonesia ini tempat investasi yang baru untuk EV,” tambah Sekretaris Jenderal Periklindo Tenggono Chuandra Phoa.

Selain itu, Periklindo juga menegaskan bahwa dengan potensi investor baru masuk ke Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dengan negara lain dan diharapkan adanya konferensi ini menunjukkan bahwa negara siap dengan elektrifikasi sepenuhnya.

“Indonesia itu negara besar, negara tetangga seperti Thailand itu begitu gesit menarik investor, kalau kita tidak melakukan tahun ini maka bisa kalah. Jadi tidak boleh ditunda,” tegas Tenggono.

Dalam acara ini, Periklindo mengajak para pemangku kepentingan untuk menghadiri acara tersebut, termasuk dari kalangan pemerintah seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) hingga Menko Perekonomian.

Pemilihan Bali sebagai lokasi konferensi karena posisinya sebagai ikon pariwisata dan pusat budaya Indonesia yang telah menunjukkan komitmen kuat terhadap keberlanjutan dan pelestarian lingkungan.