Bagikan:

JAKARTA - Produsen otomotif asal China, Changan Automobile, semakin mempertegas rencananya untuk menjadikan Thailand sebagai basis manufaktur utamanya di luar negeri. Pabrik yang akan segera dibangun di Rayong ini diharapkan menjadi pusat produksi kendaraan setir kanan yang akan diekspor ke berbagai negara.

Menurut laporan dari The Nation, yang dikutip dari laman Paultan, Senin, 2 September, pabrik Changan di Rayong tersebut sudah mencapai 80 persen pembangunan dan diproyeksikan akan selesai pada awal 2025.

Menariknya, pabrik ini akan menjadi pusat produksi berbagai model kendaraan ramah lingkungan, termasuk Battery Electric Vehicle (BEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Extended-Range Electric Vehicle (EREV).

Produksi dijadwalkan dimulai pada Maret 2025, dengan target awal kapasitas produksi 100.000 unit di tahun pertama, yang akan ditingkatkan menjadi 200.000 unit pada 2026.

Menjelang pembukaan fasilitas perakitan ini, Changan juga tengah mempersiapkan langkah strategis untuk lokalisasi suku cadang dan komponen. Shen Xinghua, Direktur Utama Changan Auto Asia Tenggara, mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk bekerja sama dengan lebih dari 300 pemasok lokal, baik dari Thailand maupun China, guna meningkatkan kandungan lokal kendaraan listrik mereka menjadi 50 persen pada tahun pertama dan hingga 80 persen pada 2026.

“Biaya produksi kendaraan listrik di Thailand masih 20 hingga 80 persen lebih tinggi dibandingkan di China. Oleh karena itu, kami memprioritaskan pengembangan jaringan rantai pasokan dengan produsen suku cadang lokal untuk mendukung produksi bervolume tinggi kami, yang akan membantu menekan biaya,” kata Shen.

Lebih lanjut, Shen menjelaskan bahwa Changan juga tengah membangun gudang seluas 3.000 meter persegi, yang mampu menampung lebih dari 40.000 suku cadang dari sekitar 2.000 jenis. Gudang ini akan memungkinkan pengiriman 95 persen suku cadang dalam waktu 24 jam ke pusat layanan Changan di seluruh Thailand.