Bagikan:

JAKARTA – Tesla kembali menjadi sorotan setelah keluarga seorang pengendara motor mengajukan gugatan. Mereka menuding sistem Autopilot yang diklaim sebagai fitur keselamatan justru menjadi penyebab kematian korban dalam kecelakaan dengan mobil Model 3.

Landon Embry, korban kecelakaan tersebut, tewas pada tahun 2022 setelah motor Harley Davidson yang dikendarainya ditabrak dari belakang oleh Tesla Model 3 yang sedang dalam mode Autopilot. Mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi, di atas 120 km/jam ketika terjadi benturan.

Melansir Visordown, 7 Agustus, dalam gugatan yang diajukan di pengadilan negara bagian Salt Lake City, Amerika Serikat pekan lalu, keluarga Embry menyatakan bahwa perangkat lunak asisten pengemudi dan fitur keselamatan lainnya tidak berfungsi sepenuhnya. Mereka mengklaim bahwa pengemudi Tesla dalam kondisi lelah dan tidak layak mengemudi, serta sistem pengereman otomatis seharusnya dapat mencegah terjadinya kecelakaan.

Ini bukan kali pertama Tesla menghadapi gugatan terkait kecelakaan yang melibatkan Autopilot. Sebelumnya, perusahaan ini juga telah menyelesaikan gugatan serupa setelah pemilik Model X tewas dalam kecelakaan saat menggunakan fitur tersebut.

Tesla sendiri mengklaim bahwa Autopilot adalah sistem bantuan pengemudi canggih yang meningkatkan keselamatan dan kenyamanan. Sistem ini dilengkapi dengan delapan kamera eksternal dan prosesor visi yang kuat untuk memberikan lapisan keselamatan tambahan. Namun, kasus ini kembali menimbulkan pertanyaan tentang keamanan dan reliabilitas sistem autopilot yang ditawarkan oleh Tesla.

Kejadian ini tentunya menjadi perhatian serius bagi para pengguna kendaraan, terutama terkait dengan penggunaan teknologi otonom.