Bagikan:

JAKARTA – Kabar mengejutkan datang dari pabrikan mobil listrik ternama, Tesla. Rencana ambisius mereka untuk mendirikan pabrik di Thailand kini dikabarkan ditunda bahkan terancam dibatalkan. Fokus Tesla saat ini justru disebut beralih pada perluasan jaringan pengisian daya di Negeri Gajah Putih tersebut.

Sebelumnya, kabar kuat bahwa Tesla sedang mengincar Thailand sebagai lokasi pabrik produksi mereka terus menguat. Bahkan, dilaporkan Teslarati, dikutip 7 Agustus, Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin sendiri sempat mengunjungi pabrik Fremont milik Tesla dan bertemu dengan petinggi perusahaan, termasuk Wakil Presiden Teknik Kendaraan, Lars Moravy.

Dalam beberapa kesempatan, Perdana Menteri Thailand juga memberikan sinyal positif terkait investasi Tesla di negaranya. Ia bahkan menyebut tiga lokasi potensial untuk pabrik tersebut, dengan nilai investasi yang diperkirakan mencapai 5 miliar dolar AS.

Namun, angin berubah arah. Sebuah publikasi lokal, The Economic Base, baru-baru ini melaporkan bahwa rencana pabrik Tesla di Thailand telah dibatalkan. Bahkan, kabar tersebut menyebutkan bahwa Tesla menarik rencana pabriknya di seluruh Asia untuk sementara waktu. Sebagai gantinya, perusahaan akan fokus mengembangkan jaringan pengisian daya Supercharger di Thailand.

“Saat ini Tesla hanya berbicara tentang stasiun pengisian daya, sedangkan soal mendirikan pabrik sudah tertutup, dan bukan hanya di Thailand, tapi di seluruh dunia. Malaysia tidak akan jadi, Indonesia tidak akan jadi, semuanya ditarik, tinggal China, Amerika, dan Jerman,” demikian ungkap laporan tersebut.

Di tengah kabar tersebut, Tesla tetap gencar mempromosikan produknya di Thailand. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menggelar tur Cybertruck, pikap listrik andalan mereka, hingga September 2024.

Keputusan Tesla ini tentu menjadi perhatian bagi industri otomotif global, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Thailand, yang dikenal sebagai basis produksi otomotif utama, diharapkan tetap menjadi pasar potensial bagi kendaraan listrik, meskipun tanpa pabrik Tesla.