Bagikan:

JAKARTA - Tesla Inc akan menghadapi persidangan untuk pertama kalinya terkait klaim bahwa kegagalan fitur bantu pengemudi Autopilot-nya menyebabkan kematian. Ini adalah ujian besar untuk klaim teknologi oleh CEO Elon Musk.

Kemampuan mobil otonom (self-driving) adalah kunci bagi masa depan finansial Tesla. Musk menghadapi tantangan serius karena dia pribadi terlibat dalam teknologi yang diduga gagal. Namun jika Tesla meraih kemenangan dapat meningkatkan kepercayaan dan penjualan perangkat lunak ini yang harganya mencapai hingga 15.000 dolar AS atau sekitar Rp229 juta per kendaraan.

Dilaporkan Reuters, 28 Agustus, Tesla akan menghadapi dua persidangan dalam waktu singkat, yang pertama dijadwalkan untuk September di pengadilan negara bagian California. Gugatan ini melibatkan tuduhan bahwa sistem Autopilot menyebabkan kecelakaan fatal pada Model 3, yang menewaskan pemiliknya dan melukai penumpangnya. Gugatan tersebut menuduh Tesla mengetahui cacat dalam sistem keamanan yang mereka jual.

Persidangan kedua, dijadwalkan untuk Oktober di pengadilan negara bagian Florida, berasal dari kecelakaan lain di mana Autopilot gagal untuk menghindari tabrakan dengan truk besar, menewaskan pemiliknya. Tesla membantah tanggung jawab dalam kedua kecelakaan tersebut, menyalahkan kesalahan pengemudi, dan menyatakan bahwa Autopilot aman ketika diawasi oleh manusia.

Taruhannya bagi Tesla sangat besar dalam persidangan September dan Oktober ini, karena ada korban jiwa dalam kasus-kasus tersebut. Kemenangan bisa mendukung klaim Tesla tentang teknologi ini, sementara kekalahan besar dapat membahayakan citra perusahaan.

Persidangan ini kemungkinan akan mengungkap lebih banyak bukti tentang apa yang diketahui oleh Musk dan pejabat perusahaan lainnya tentang kemampuan Autopilot dan kekurangannya. Pengacara korban telah mengklaim bahwa Musk adalah "pemimpin de facto" tim Autopilot.

Tesla dan Musk belum memberikan komentar terkait laporan ini, tetapi Musk telah aktif dalam uji coba perangkat lunak otonom dan telah berjanji selama bertahun-tahun tentang kemampuan otonom Tesla, meskipun sering kali gagal mencapai targetnya sendiri.

Kasus ini sendiri memunculkan pertanyaan penting tentang masa depan teknologi otonom, serta tanggung jawab produsen dalam pengembangan dan pemasaran teknologi semacam ini. Persidangan ini akan sangat memengaruhi industri mobil otonom dan memberikan pandangan lebih jelas tentang keselamatan teknologi semacam itu di jalan raya.